8. Februari 1884
Lima bulan setelah kejadian erupsi Gunung Api Krakatau, tsunami kecil teramati di sekitar Selat Sunda. Meski tidak sedahsyat sebelumnya, tsunami ini juga terjadi akibat erupsi.
Baca juga: Akhirnya Didapatkan, Skenario Terkuat Tsunami Selat Sunda dan Dasarnya
9. Agustus 1889
Agustus 1889, teramati kenaikan permukaan air laut yang tidak wajar di Anyer, Jawa Barat. Masih belum diketahui penyebab tsunami pada 1889 itu.
Namun, peneliti menduga adanya longsoran di kawasan pantai atau dasar laut.
10. 26 Maret 1928
26 Maret 1928, Gunung Krakatau kembai erupsi. Fenomena ini diiringi oleh kenaikan gelombang laut di beberapa wilayah di sekitarnya.
11. 22 April 1958
22 April 1958, gempa bumi besar yang mengguncang Bengkulu, Palembang, Teluk Banten, dan Banten memicu kenaikan permukaan air laut. Kenaikan air laut ini diterjemahkan sebagai tsunami kecil bersifat lokal.
Katalog tsunami di Selat Sunda ini pernah diteliti oleh Yudhicara dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bnecana Geologi (PVMBG) dan K Budiono dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL).
Dalam hasil kajian yang diterbitkan di Jurnal Geologi Indonesia tahun 2008, mereka menemukan bahwa tsunami di Selat Sunda dipengaruhi oleh kondisi geologi dan tektonik wilayah tersebut.
Mereka juga menegaskan, tsunamigenik di perairan Selat Sunda dapat diakibatkan oleg gempa bumi yang berkaitan dengan subinduksi Sunda, erupsi gunung api bawah laut Krakatau, serta longsoran pantai dan atau longsoran bawah laut Selat Sunda.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.