Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tsunami Banten: Apa yang Harus Dilakukan Saat Gelombang Monster Datang?

Kompas.com - 23/12/2018, 21:07 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Tsunami Banten yang terjadi Sabtu (22/12/2018) malam membuat terkejut banyak pihak. Terlebih tsunami ini datang tanpa diawali dengan gempa bumi.

Dampaknya, hingga kini telah tercatat puluhan orang menjadi korban dari ganasnya gelombang tinggi itu. Beberapa di antara korban itu adalah band Seventeen yang sedang mengisi sebuah acara di Tanjung Lesung Beach Resort, Banten.

Saat ini diketahui bahwa vokalis Seventeen, Ifan, berhasil selamat.

Sedangkan pemain bass Seventeen, M Awal Purbani (Bani), serta sang manajer, Oki Wijaya, tewas. Gitaris Seventeen, Herman Sikumbang, pemain drum Andi Windu Darmawan, Ujang yang merupakan kru, dan istri dari vokalis Ifan yang bernama Dylan Sahara, masih belum ditemukan hingga saat ini.

Peristiwa tsunami semalam menjadi peringatan sekaligus pelajaran bagi kita. Saat tsunami datang, memang sulit untuk tetap tenang.

Baca juga: Menyoal Dakwaan pada Anak Krakatau tentang Kasus Tsunami Selat Sunda

Gelombang air yang tinggi membuat siapa pun yang melihatnya, menjadi ketakutan dan panik. Meski begitu, Anda harus tetap berusaha bertahan hidup dan menyelamatkan diri. Berikut hal-hal yang bisa dilakukan:

- Jika berada di laut saat tsunami datang, bergeraklah ke tengah dan jangan mengarah ke pantai. Sebab, tinggi gelombang di laut, jauh lebih rendah dibanding pada pesisir.

- Sementara itu, jika Anda berada di pinggir pantai saat tsunami terlihat, berlarilah ke wilayah yang lebih tinggi atau memanjat pohon kelapa. Begitu gelombang pertama mulai surut, tetap berada di tempat tinggi karena biasanya tsunami datang lebih dari satu gelombang. Dan gelombang selanjutnya bisa saja lebih besar.

- Hindari sungai dan jembatan saat tsunami menerjang. Aliran air tsunami akan lebih kuat saat berada di atas sungai.

- Jangan menggunakan mobil untuk evakuasi. Mobil akan sulit menembus kerumunan orang yang memadati jalan dan berusaha menyelamatkan diri. Selain itu, jika kita terjebak di dalam mobil, akan sulit membuka pintu nantinya karena tekanan air yang besar. Kalaupun berhasil membuka jendela, air akan memenuhi mobil dan membuat Anda tenggelam. Belum lagi ada tubrukan benda-benda lain yang bisa menghancurkan mobil.

- Apabila tidak berhasil berlindung di area tinggi, sebisa mungkin tetaplah berada di atas air. Anda bisa menggunakan objek-objek yang mengambang seperti kasur, bantal, potongan kayu, batang pohon, jeriken, dan ban bekas, sebagai ‘pelampung’.

- Anda harus melakan harta benda saat tsunami datang karena gelombang datang sangat cepat. Membawa harta benda dan banyak barang akan menyulitkan kesigapan proses evakuasi.

Baca juga: Kepala BMKG: Tsunami Banten dan Lampung Mirip Kejadian di Palu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau