Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Bunga Mekar Tertua di Dunia, Usianya Lebih dari 174 Juta Tahun

Kompas.com - 21/12/2018, 18:29 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Dinosaurus yang hidup di periode Jurasik awal mungkin akan berhenti berjalan ketika mencium aroma bunga yang sedang mekar. Pasalnya, para ahli belum lama ini menerbitkan bukti temuan fosil bunga dari periode Jurasik awal, yang tertua dalam sejarah.

Bunga bernama Nanjinganthus dendrostyla itu hidup lebih dari 174 tahun lalu.

Status tanaman bunga tertua sebelumnya jatuh pada angiosperma, hidup di periode Cretaceous (Kapur) atau sekitar 130 juta tahun lalu.

Sementara itu, studi lain yang menggunakan pemodelan komputer memperkirakan bahwa bunga berevolusi sekitar 140 juta tahun lalu.

Baca juga: Hutan Ini Jadi Berbunga-bunga karena Perubahan Iklim, Bagaimana Bisa?

"Para ahli tidak yakin bagaimana dan di mana bunga muncul, karena tampaknya ada banyak bunga yang tumbuh pada periode Kapur, entah dari mana," ujar pemimpin penulis Qiang Fu, seorang profesor peneliti di Institut Geologi dan Paleontologi Nanjing, China.

"Mempelajari fosil bunga, terutama yang berasal dari periode geologis sebelumnya adalah satu-satunya cara untuk mendapat jawaban dari semua pertanyaan ini," imbuhnya.

Melansir Live Science, Rabu (19/12/2018), Fu dan koleganya memeriksa 264 spesimen dari 198 bunga yang terawetkan di lempengan batu agar bisa mendeskripsikan bunga purba itu.

Fosil itu didapat di kawasan Xiangshan Selatan, daerah berbatu di wilayah Nanjing China yang berisi berbagai fosil dari periode Jurasik awal.

Setelah menemukan banyak spesimen fosil bunga, mereka kemudian menganalisis fosil tersebut dengan mikroskop canggih.

Studi yang terbit di jurnal eLife, (18/12/2018) menyebut N. dendrostyla memiliki kelopak berbentuk sendok dan tangkai yang keluar dari pusatnya.

Kalau bagian penting angiosperma datang dalam ovulasi yang sepenuhnya tertutup prekursor biji yang muncul sebelum penyerbukan, N. dendrostyla memiliki wadah seperti cangkir dan atap ovarium yang menyatu untuk menutup ovula dan biji.

Dalam studinya, para ahli juga merujuk pada studi 2015 tentang bunga berusia 160 juta tahun. Sayangnya, spesimen yang diberi nama Euanthus panii itu menimbulkan kontroversi karena ditemukan seorang kolektor fosil amatir di China.

Baca juga: Arkeolog Temukan Fosil Unik Mirip Bunga Tulip, Apa Keistimewaannya?

Lewat temuan N. dendrostyla diharapkan dapat memberi penjelasan tentang asal usul pohon keluarga bunga.

Para ahli masih mencoba mencari tahu apakah N. dendrostyla adalah monofiletik, yang berarti bagian dari kelompok angiosperma awal yang memunculkan spesies bunga kemudian hari atau polifiletik yang tidak ada hubungannya dengan perkembangan bunga setelah itu.

"Asal usul angiosperma telah lama membingungkan para ahli botani. Temuan kami ini membantu menyelesaikan permasalahan itu dan memberi pemahaman yang lebih baik dari angiosperma, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan kita untuk menggunakan dan menjaga sumber daya nabati planet kita," kata profesor peneliti Xin Wang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com