Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toleransi yang Sebenarnya, Bisakah Terjadi di Indonesia?

Kompas.com - 19/12/2018, 19:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Kasus-kasus intoleransi di Indonesia akhir-akhir ini membuat kita prihatin dengan keadaan bangsa. Apalagi bukan rahasia jika Indonesia merupakan negara dengan beragam suku, etnis, budaya, dan agama.

Keberagaman ini menuntut adanya toleransi tinggi antara kelompok-kelompok masyarakat. Tapi kasus-kasus tersebut kemudian membuat kita bertanya, apakah toleransi bisa dicapai di Indonesia?

Jony Eko Yulianto, dosen psikologi sosial di Universitas Ciputra Surabaya menyebut toleransi di Indonesia masih bisa diupayakan.

Tekait dengan kasus-kasus intoleransi saat ini, Jonny mengatakan ada sebuah fenomena yang sedang terjadi di Indonesia terkait toleransi.

Baca juga: Ahli Psikologi Ungkap Makna Toleransi yang Sebenarnya

"Saya setuju dengan tulisan Dr. Sandra Hamid dari Centre for Indonesian Law, Islam, and Society di the University of Melbourne. Indonesia sekarang sedang mengalami normalisasi intoleransi," ungkap psikolog sosial yang memfokuskan diri pada masalah intoleransi itu.

Jonny mencontohkan pada kasus di mana agama dibenturkan dengan politik praktis dan dipergunakan untuk memobilisasi massa untuk meraih dukungan politik.

"Akibatnya, ada standar ganda dalam menunjukkan perilaku-perilaku sosial," kata Jonny.

"Definisi toleran menjadi kabur, definisi menista agama juga kabur," tegasnya.

Meski begitu, seperti dijelaskan di atas, Jonny secara pribadi mengatakan bahwa toleransi masih bisa diupayakan. Dia membandingkan kondisi Indonesia saat ini mirip dengan apa yang pernah terjadi di negara-negara lain.

"Di masa lalu, banyak negara yang mengalami situasi lebih parah daripada kita, seperti Rwanda dan negara-negara Balkan. Tetapi mereka bisa melaluinya dengan baik," tutur Jonny.

"Di masa lalu, kita pernah punya pengalaman keberhasilan dalam menangani intoleransi pada kasus Poso dan Ambon," lanjutnya.

"Saya optimis kita masih bisa berbenah," pungkas Jonny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau