Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA: Saturnus Akan Segera Kehilangan Cincinnya

Kompas.com - 19/12/2018, 17:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber CNN,Newsweek


KOMPAS.com - Cincin yang dimiliki Saturnus membuatnya paling berbeda di antara planet lain. Namun studi terbaru NASA mengungkap, cincin itu akan segera menghilang kurang dari 100 juta tahun.

Penelitian sebelumnya mengungkap cincin Saturnus akan menghilang dalam 300 juta tahun ke depan, karena ia telah kehilangan banyak massa.

Para ahli sebelumnya mengetahui cincin Saturnus kehilangan massa dari data yang dikirim satelit Voyager 1 dan 2. Ditambah data satelit Cassini sebelum "menabrakkan" diri ke cincin Saturnus pada September 2017 untuk mengakhiri perjalanan 20 tahunnya, menguatkan dugaan bahwa cincin Saturnus benar-benar kehilangan massa yang signifikan dan ia bisa lebih cepat menghilang.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Icarus memuat analisis terbaru dari pengamatan teleskop Keck yang ada di Mauna Kea, Hawaii.

Baca juga: Teleskop Hubble Rekam Aurora Saturnus dari Dekat, Seperti Apa?

Dalam riset ini tim mempelajari studi sebelumnya yang membahas "ring rain" atau kehilangan jumlah massa di cincin.

Kemudian, mereka menggunakan hasil pengamatan Keck untuk mengonfirmasi dan mengembangkan pemahaman yang sudah ada.

Dari sinilah, tim menemukan bahwa cincin Saturnus telah kehilangan massa di tingkat terburuk.

"Kami memperkirakan bahwa ring rain menguras produk air yang dapat mengisi kolam renang ukuran Olimpiade dari cincin Saturnus dalam waktu setengah jam," ujar James O'Donoghue penulis utama studi dilansir Newsweek, Selasa (18/12/2018).

"Dari sini saja, seluruh sistem cincin akan menghilang dalam 300 juta tahun. Namun jika kita memperhitungkan data Cassini yang mendeteksi adanya material cincin yang jatuh ke ekuator Saturnus, maka cincin itu  hanya memiliki masa hidup kurang dari 100 juta tahun. Usia ini relatif sangat pendek, dibanding usia Saturnus yang sudah lebih dari 4 miliar tahun," imbuh ahli dari Goddard Space Flight Center NASA.

Di pertengahan usia

Cincin Saturnus sebagian besar tersusun atas gumpalan air es yang beragam ukurannya, mulai dari butiran mikroskopis sampai batuan besar berukuran beberapa meter.

Menurut CNN, Rabu (19/12/2018), asal usul cincin Saturnus telah lama menjadi perdebatan di kalangan para ahli.

Beberapa pakar mengatakan Cincin Saturnus terbentuk sekitar 4 miliar tahun lalu, bersamaan dengat terbentuknya Bumi dan tata surya. Namun ada juga yang mengatakan cincin itu terbentuk setelah kelahiran tata surya.

Berbeda dari kedua perdebatan itu, studi ini justru menunjukkan bahwa cincin Saturnus memiliki umur yang jauh lebih muda. Ahli meyakini cincin terbentuk di sekeliling planet kurang dari 100 juta tahun lalu.

Kalau cincin Saturnus diperkirakan menghilang 100 juta tahun lagi, artinya kita sedang melihat cincin Saturnus di separuh hidupnya.

"Kita semua beruntung dapat menyaksikan cincin Saturnus yang tampaknya berada di pertengahan sisa hidupnya," kata O'Donoghue.

"Namun jika cincin Saturnus hanya sementara, artinya kita mungkin kehilangan momen melihat sistem cincin raksasa yang mengelilingi Jupiter, Uranus, dan Neptunus, karena mereka sekarang hanya berupa cincin tipis," imbuhnya.

Baca juga: Ahli Temukan Bukti Terbaik Kehidupan Alien di Bulan Saturnus

Para ahli sekarang berharap dapat melihat bagaimana ring rain berubah dari waktu ke waktu, sebab sinar ultraviolet dari matahari dapat megubah jumlah massa yang hilang.

"Dengan asumsi bahwa perhitungan kami atas Saturnus di musim semi utara akan mewakili semua musim, dan bahwa cincin bisa merombak dirinya sendiri, mekanisme ring rain saja akan menguras cincin Saturnus dalam waktu 292 juta tahun," tulis para ahli dalam kesimpulannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com