Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Penghasil CO2 Terbesar yang Sering Tak Kita Sadari

Kompas.com - 18/12/2018, 18:51 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Produksi telah meningkat lebih dari tiga puluh kali lipat sejak tahun 1950 dan hampir empat kali lipat sejak 1990. China menggunakan lebih banyak semen dari tahun 2011 hingga 2013 daripada yang dilakukan AS sepanjang abad ke-20.

Baca juga: Bikin Sayembara Konversi CO2, NASA Tawarkan Hadiah 11,2 Miliar

Luas lantai bangunan di seluruh dunia diproyeksikan akan berlipat ganda dalam 40 tahun ke depan, kata para peneliti di Chatham House. Artinya, fenomena ini mengharuskan produksi semen meningkat hingga seperempat pada tahun 2030.

Namun, terlepas dari keberadaannya di mana-mana, kredibilitas beton dari sisi lingkungan telah mendapat sorotan yang meningkat dalam beberapa dekade terakhir.

Produksi semen yang melibatkan penggalian tidak hanya menyebabkan polusi udara dalam bentuk debu, tapi juga membutuhkan penggunaan kiln besar. Dengan kata lain itu membutuhkan energi dalam jumlah besar.

Proses kimia dari pembuatan semen juga memancarkan tingkat CO2 yang sangat tinggi.

Sektor ini telah membuat kemajuan, adanya perbaikan dalam efisiensi energi dari pabrik baru dan pembakaran bahan limbah sebagai pengganti bahan bakar fosil telah membuat emisi CO2 rata-rata per ton output turun sebesar 18 persen selama beberapa dekade terakhir, menurut Chatham House.

Tindakan Nyata

Asosiasi Semen dan Beton Global (Global Cement and Concrete Association, GCCA) yang baru didirikan, saat ini mewakili sekitar 35 persen dari kapasitas produksi semen dunia dan fokus pada pembangunan berkelanjutan, hadir dalam COP24.

Chief executive Benjamin Sporton mengatakan fakta bahwa organisasi itu sekarang hadir "adalah demonstrasi dari komitmen industri untuk isu keberlanjutan, termasuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim".

GCCA akan menerbitkan serangkaian panduan keberlanjutan, yang harus diikuti oleh anggotanya.

Baca juga: Sedot CO2 dari Atmosfer, Apakah Ngarai Bawah Air Ini Solusi Kita?

"Dengan menyatukan para pemain global untuk memberikan kepemimpinan dan fokus, serta memberikan program kerja yang terperinci, kami dapat membantu memastikan masa depan yang berkelanjutan untuk semen dan beton, dan untuk kebutuhan generasi mendatang," kata Sporton.

Meskipun janji itu dibuat, Chatham House berpendapat bahwa industri ini mencapai batasan akan apa yang bisa dilakukan dengan langkah-langkah saat ini.

Jika sektor ini memiliki harapan untuk memenuhi komitmennya pada Perjanjian Paris 2015 tentang perubahan iklim, maka perlu untuk merombak proses pembuatan semen itu sendiri. Dengan kata lain, tidak hanya mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

'Klinker' adalah pencemar besar

Proses pembuatan "klinker" - konstituen utama semen - lah yang mengeluarkan CO2 terbesar dalam pembuatan semen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com