Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2018, 17:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Teheran, ibu kota Iran adalah kota terpadat di Asia Barat dengan penduduk mencapai 15 juta orang. Menurut studi terbaru, permukaan tanah di wilayah ini mengalami penurunan lebih dari 25 sentimeter setiap tahunnya.

Dengan menggunakan data satelit, para ahli dari Pusat Penelitian GFZ Jerman menganalisis tingkat penurunan permukaan tanah kota Teheran pada 2003 sampai 2017.

Mereka menggunakan Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) yang bisa mendeteksi perubahan sangat halus dalam deformasi tanah dari waktu ke waktu. Dari sini tim mengidentifikasi ada tiga area berbeda yang permukaan tanahnya mengalami penurunan lebih dari 25 sentimeter setiap tahunnya.

Tim ahli juga menemukan bahwa tanah di sekitar bandara internasional Teheran mengalami penurunan sekitar lima sentimeter setiap tahunnya.

Baca juga: Gempa Donggala dan Tsunami Palu Picu Penurunan Tanah hingga 1,5 Meter

Apa penyebab ketidakstabilan ini?

Para ahli menduga penurunan disebabkan oleh penggunaan sumber daya alam yang berlebihan serta pesatnya urbanisasi di daerah itu.

"Dalam beberapa dekade terakhir, pertumbuhan penduduk yang meningkat pesat ditambah maraknya pembangunan kota dan industri telah meningkatkan kebutuhan air di Teheran," kata para ahli dalam makalah mereka yang diterbitkan di Remote Sensing of Environment.

"Karena air tanah berkurang drastis, dataran mengalami penurunan yang cepat," imbuh ahli seperti dilansir Science Alert, Senin (10/12/2018).

Penurunan tanah di Teheran telah menjadi fokus banyak penelitian sebelumnya. Namun, data terbaru ini telah menempatkan penurunan tanah ke dalam konteks yang lebih besar.

"Kawasan ini termasuk yang mengalami penurunan tertinggi di dunia," ujar Roberto Tomás dari Universitas Alicante di Spanyol, yang tidak terlibat dalam penelitian itu.

Menurut para ahli, perkembangan ekonomi yang pesat dan meningkatnya populasi sejak 1960 mendorong pembangunan 32 ribu sumur di sana. Padahal sebelum 1968 hanya ada kurang dari 4 ribu sumur.

Hal ini beriringan dengan banyaknya pembangunan bendungan untuk kepentingan pertanian yang juga menguras mata air. Aktivitas itu tidak hanya mengurangi air tapi juga berefek pada penurunan tanah yang dramatis.

"Tingkat air tanah di Teheran rata-rata menurun sekitar 12 meter sejak 1984 sampai 2011," jelas para penulis.

"Keretakan permukaan tanah, kerusakan bangunan, pergeseran tanah, dan retakan di dinding adalah bukti bahwa air tanah sudah semakin berkurang di Teheran," imbuh mereka.

Kerusakan lapisan akuifer (lapisan bawah tanah yang mengandung air) seperti yang terjadi di Iran bisa bersifat permanen.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com