Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Pengganti Plastik Sekali Pakai bagi Si Bijak yang Ramah Lingkungan

Kompas.com - 06/12/2018, 17:05 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Grid.ID,

KOMPAS.com – Plastik adalah material yang sulit untuk terurai di alam. Setidaknya, butuh waktu 1.000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna.

Bahkan ketika terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan dioksin yang apabila dihirup manusia dalam waktu singkat akan menimbulkan reaksi batuk, sesak napas, dan pusing.

Oleh karenanya, praktik penggunaan plastik sekali pakai harus perlahan-lahan mulai dikurangi. Kompas.com telah merangkum empat pengganti plastik sekali pakai yang mudah ditemukan di toko-toko online Indonesia.

Baca juga: 80 Persen Plastik Australia Dipangkas dalam 3 Bulan, Bisakah Kita Tiru?

Sedotan logam

Sedotan plastik adalah salah satu kontributor sampah plastik terbesar di muka bumi ini. Anda dapat mengganti sedotan plastik dengan menggunakan sedotan logam yang dapat dicuci dan digunakan kembali.

Pada saat ini, sedotan logam ada bermacam-macam. Ada yang terbuat dari alumunium, stainless steel dan titanium. Panjang, diameter dan bentuknya pun beragam. Ada yang hanya lurus saja hingga yang bisa dibengkokan seperti sedotan plastik.

Namun pastikan juga untuk membeli sikat pencucinya, mengingat diameternya sedotan logam yang kecil.

Alat makan serat gandum

Penggunaan serat gandum atau jerami sebagai alat makan, khususnya sedotan, sebenarnya sudah dilakukan jauh sebelum hari ini.

Baca juga: Paus Mati di Wakatobi, Bukti Nyata Indonesia Darurat Sampah Plastik

Di masa revolusi industri atau sekitar tahun 1800-an, orang-orang menggunakan tangkai rumput gandum atau jerami untuk minum. Namun, karena mudah rusak, penggunaan sedotan dari gandum ditinggalkan dan munculah sedotan plastik sekali pakai.

Mengingat penggunaan plastik harus lebih bijak, produk alat makan berbahan dasar serat gandum bisa menjadi alternatif pengganti plastik sekali pakai.

Menstrual CupAndriana Syvanych/Shutterstock Menstrual Cup

Menstrual cup

Pembalut adalah salah satu yang sampahnya mengkhawatirkan lingkungan. Bahkan sampah pembalut bekas pernah mengotori lepas pantai Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, yang merupakan daerah mencari makan hiu paus.

Oleh karena itu, penggunaan pembalut konvensional sebaiknya diganti dengan alternatif lain, seperti menstrual cup.

Melansir dari Hello Sehat, menstrual cup adalah alat untuk menampung darah selama menstruasi yang fungsinya sama dengan pembalut konvensional. Menstrual cup terbuat dari bahan silikon dan aman bagi tubuh. Selain itu, menstrual cup juga bisa mengurangi sampah plastik pembalut di lingkungan karena bisa digunakan berkali-kali.

Selain menstrual cup, alternatif lainnya adalah pembalut kain katun. Penggunaan pembalut kain katun lebih ramah lingkungan dan dapat mengurangi risiko ruam iritasi di selangkangan yang sering muncul akibat kandungan bahan kimia dan tekstur pembalut konvensional yang kasar.

Baca juga: Benarkah Bioplastik Ampuh Perangi Pencemaran Plastik?

Sikat gigi bambu

Dilansir dari Grid, sikat gigi adalah alat yang secara intens selalu digunakan oleh manusia secara berkelanjutan. Mengingat hampir semua orang di bumi menggunakan sikat gigi plastik ditambah kebiasaan manusia mengganti sikat giginya setelah 3 bulan penggunaan, dapat dibayangkan berapa jumlah limbah yang terakumulasi dalam setahun.

Dengan mengganti sikat gigi plastik menjadi bambu, limbah plastik dari sikat gigi juga akan berkurang. Selain itu, sikat gigi bambu memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah daripada sikat gigi plastik karena materialnya yang bio-degradable.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Grid.ID,
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com