Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Berkaki Banyak, Ahli Ungkap Perbedaan Kelabang dan Luwing

Kompas.com - 05/12/2018, 18:02 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Baik luwing maupun kelabang, merupakan jenis antropoda dari kelas Myriapoda yang dalam bahasa Yunani artinya berkaki banyak.

Meski sama-sama berkaki banyak, nyatanya antara luwing dan kelabang memiliki beberapa perbedaan.

Perilaku

Menurut Derek Hennen, seorang entomolog dan mahasiswa doktoral dari Virginia Tech, cara paling mudah membedakan keduanya adalah dengan melihat perilakunya.

"Jika (ditemukan di bawah batang kayu) segera lari, itu adalah kelabang. Jika meringkuk dan tidak bergerak, itu adalah kaki seribu," jelas Hennen dilansir dari Live Science, pada Selasa (04/11/2018).

Secara tidak langsung, perilaku ini menunjukkan perbedaan gaya hidup dari kelabang dan luwing. Kebanyakan lipan adalah predator tangkas yang biasanya memakan arthropoda yang lebih kecil.

Sebaliknya, luwing atau kaki seribu mengonsumsi materi tanaman yang membusuk sebagai makanannya. Kebiasannya meringkuk ketika bertemu ancaman, merupakan bentuk pertahan luwing sambil mengeluarkan zat kimia beracun.

Baca juga: Dengan Kecepatan Tinggi, Laba-Laba Unta Habisi Kaki Seribu

Posisi Kaki

Hennen menambahkan, posisi kaki juga menunjukkan perbedaan diantara keduanya. Kaki kelabang biasanya melebar jauh dari tubuh, sementara kaki luwing mengarah langsung ke tanah.

Selain itu, luwing memiliki dua pasang kaki di setiap bagan tubuhnya sedangkan kelabang hanya memiliki sepasang kaki per bagan. Artinya, luwing memiliki kaki lebih banyak daripada kelabang.

Habitat

Lipan dan luwing sebenarnya mudah ditemui di semua daerah, kecuali benua Antartika. Kebanyakan mereka hidup di darat, meski ada beberapa spesies ada yang hidup di air.

Meski begitu, dari sisi habitat, keduanya punya tempat hidup yang berbeda.

Menurut Hennen, kelabang lebih menyukai tempat yang kering. Sedangkan luwing, lebih menyukai tempat yang lembab seperti hutan, meskipun beberapa luwing juga ditemukan di gurun.

Racun

Dalam hal bertahan hidup dan memangsa, kelabang merupakan predator yang memiliki racun mematikan bagi mangsanya. Tapi racun kelabang tidak berbahaya bagi manusia.

Meski tidak berbahaya, Hennen menyarankan untuk menghindari gigitan dari kelabang karena dapat mengakibatkan rasa sakit yang sebanding dengan sengatan tawon.

Lain halnya dengan luwing, mereka diketahui tidak menggigit atau menyengat. Meski demikian, luwing memiliki pertahanan kimia meski dalam jumlah yang sangat kecil.

Baca juga: Lemur Punya Kebiasaan Mengunyah Kaki Seribu, Untuk Apa?

Umumnya, cairan kimia yang dikeluarkan luwing jika mengenai kulit manusia dapat ditangani dengan mencuci tangan secara menyeluruh menggunakan sabun.

“Banyak fitur pembeda lainnya yang memisahkan kedua kelompok invertebrata ini, tetapi sifat-sifat tersebut sulit untuk dilihat tanpa melihat lebih dekat,” tegas Hennen.

Hennen juga menjelaskan, jumlah kaki yang dimiliki kedua hewan ini membuat mereka bertahan hidup selama 400 juta tahun hingga sekarang.

"Mereka menemukan celah yang membuat semua kaki tersebut membantu mereka," tutup Hennen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com