KOMPAS.com - Sebuah topeng batu berusia 9.000 tahun telah ditemukan di Tepi Barat. Arkeolog Israel meyakini ini hanya satu dari 15 artefak sejenis yang dikenal di dunia.
Artefak dari bahan batu kapur berwarna merah muda kekuning-kuninganan yang berasal dari era Neolitik itu ditemukan awal tahun ini di sebuah lapangan dekat Pnei Hever, sebuah pemukiman di Tepi Barat.
Arkeolog dari Otoritas Benda-benda Bersejarah Israel, Ronit Lupu mengatakan penemuan seperti topeng batu tua dalam kondisi seperti itu sangat menarik.
"Batu itu telah benar-benar dihaluskan dan fitur-fiturnya sempurna dan simetris, bahkan menggambarkan tulang pipi. Ini memiliki hidung yang mengesankan dan mulut dengan gigi yang berbeda," katanya.
"Semuanya dibuat dengan sangat hati-hati. Anda bisa melihat mereka bahkan mengebor lubang untuk membuatnya mungkin [agar bisa dipasang di wajah mereka atau mungkin di lubangi (untuk ditampilkan)," sambungnya.
Baca juga: Ahli Temukan Topeng Berusia 1.500 Tahun, Diyakini Milik Raja Suku Maya
Sejauh ini hanya ada 15 topeng yang dikenal di dunia dari periode pra-tembikar Neolitik B. Dua di antaranya jelas diketahui dari mana asal mereka dalam konteks arkeologi.
Hanya satu topeng lain yang bisa dilacak ke situs arkeologi yang bisa dipelajari.
Ronit Lupu mengatakan topeng ini diyakini telah dipakai untuk memuja leluhur selama periode Neolitik sebagai bagian dari ritual dan retensi warisan keluarga yang diterima pada saat itu.
"Sebagai contoh, kami menemukan tengkorak-tengkorak yang terkubur di bawah lantai rumah-rumah domestik, serta berbagai metode untuk membentuk dan merawat tengkorak orang mati. Hal ini menyebabkan dilakukannya tengkorak plesteran, pembentukan fitur wajah, dan bahkan memasukkan cangkang untuk mata," katanya.
"Topeng batu, seperti yang berasal dari Pnei Hever, memiliki ukuran yang sama dengan wajah manusia, itulah sebabnya mengapa para cendekiawan cenderung menghubungkan mereka dengan ritual seperti itu," tegas Lupu.
Kepala Departemen Penelitian Arkeologi Otoritas Purbakala Israel, Omry Barzilai, mengatakan topeng batu itu terkait dengan revolusi pertanian.
"Transisi dari ekonomi berdasarkan perburuan dan pengumpulan ke pertanian kuno dan domestikasi tanaman dan hewan disertai dengan perubahan dalam struktur sosial dan peningkatan tajam dalam kegiatan ritual-religius," kata Dr Barzilai dalam sebuah pernyataan.
"Temuan ritual dari periode itu termasuk patung-patung berbentuk manusia, tengkorak diplester, dan topeng batu," imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.