Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Harmonis dengan Waria Tidak Mustahil, RT Ini Buktinya

Kompas.com - 19/11/2018, 19:07 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Eksklusi pada kaum waria masih menjadi permasalahan di banyak tempat.

Survei oleh Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang dirilis pada awal tahun ini, misalnya, mengungkapkan bahwa 88 persen responden yang tahu LGBT percaya bahwa LGBT itu mengancam. Lalu, 80 persen responden juga keberatan bila seseorang yang LGBT menjadi tetangga mereka.

Namun, hal ini rupanya tidak terjadi pada waria di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Para waria yang saat ini tinggal di komplek kos, RT 06/08, kecamatan Pahandut, Palangkaraya, dapat hidup bersama dengan masyarakat sekitar tanpa adanya tekanan.

Harmonisasi antara waria dan masyarakat di sini, menurut ketua RT setempat, Ali Apriadi, diawali pada awal tahun 2000-an ketika salah satu waria yang bernama Cucu membuka salon di daerah tersebut.

Baca juga: Survei Opini Publik Indonesia tentang LGBT Dirilis, Begini Hasilnya

“Iya, dari salonnya mbak Cucu, terus ngumpul lagi sama teman-teman yang lain. Waria yang lain pindah juga atas kemauan mereka sendiri, tidak ada paksaan dari mana-mana buat tinggal di wilayah kami,” ujar Ali.

Salah satu waria yang kami temui, Monica, menuturkan, salon tersebut sering digunakan untuk tempat berkumpulnya para waria di sekitaran Palangkaraya.

“Habis itu kawan-kawan sering turun (ngumpul) karena tempatnya enak. Setelah nyaman di situ, satu-satu teman-teman waria nyewa kos-kosan di situ. Akhirnya jadi seperti sekarang. Tapi teman-teman mulai aktif pindah itu sekitar tahun 2015 atau sebelumnya, aku lupa,” jelas Monica.

Kondisi komplek kos para waria, RT 06/08, kecamatan Pahandut, Palangkaraya.Bhakti Satrio Wicaksono Kondisi komplek kos para waria, RT 06/08, kecamatan Pahandut, Palangkaraya.

Stella, salah seorang waria yang juga kami temui pada kesempatan yang sama juga mengatakan bahwa secara keseluruhan, memang Kalimantan Tengah khususnya Palangkaraya tempat yang paling nyaman bagi waria ketimbang wilayah lain di luar Kalteng.

“Paling nyaman memang Kalimantan Tengah. Di tempat lain agak keras, kadang kalau ada razia, teman waria di tempat lain suka menerima kekerasan fisik. Di sini enggak ada kesulitan, masyarakat sini juga terima saja,” ujar Stella saat diwawancarai pada Selasa (13/11/2018) di Palangkaraya.

Hampir sebagian besar waria di wilayah ini bekerja sebagai pegawai salon. Namun, memang masih ada sebagian kecil yang bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.

Baca juga: Mengentas Eksklusi Waria untuk Kembali ke Masyarakat

Bagaimana mereka dapat diterima oleh warga sekitar?

Stella menjelaskan, para waria dapat hidup bermasyarakat di sini karena mereka menunjukkan sikap baik dengan warga sekitar, meskipun pada dasarnya warga Kalimantan Tengah juga tidak pernah mempermasalahkan kehadiran mereka.

“Waria di sini baik-baik, enggak ada yang jadi pencuri, enggak ada yang jadi begal. Jadi, tidak didiskriminasi. Waria di sini juga sopan-sopan,” jelasnya.

Hal serupa pun disepakati oleh Ali yang menuturkan bahwa para waria yang tinggal di sana tidak pernah mengganggu warga sekitar. Lebih dari itu, masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari para waria, seperti diajari memasak dan layanan potong rambut gratis.

Stella mengatakan, misalkan kalau ada yang butuh waria, tapi cuma punya uang sekian (untuk) anaknya mau nikahan ya aku bisa bantu. Untuk kemasyarakatan juga kita sering dilibatkan di sini. Waria yang baik itu bisa bermasyarakat, masyarakat juga pasti bisa memberikan timbal baliknya.

Baca juga: Keberagaman Gender di Indonesia

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com