Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangsa Pict di Skotlandia Belajar Aksara dari Musuh Perangnya

Kompas.com - 18/11/2018, 18:00 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pict adalah bangsa yang menetap di Skotlandia pada akhir zaman besi dan awal abad pertengahan. Kata "Pict" merujuk pada orang-orang yang digambari dengan tato unik dan pigmen tradisional.

Dalam sejarahnya, bangsa Pict kerap bentrok dengan bangsa Romawi. Mereka turut menjadi alasan mengapa bangsa Romawi selalu gagal menguasai Skotlandia.

Setiap Romawi melakukan upaya untuk menguasai Skotlandia, niat mereka gagal akibat pertahanan dan serangan balik dari bangsa Pict. Hal ini membuat Pict dikenal sebagai bangsa bertato yang ganas dan mempraktikkan budaya Poliamori.

Meski dikenal tak akur, penelitian terbaru yang terbit di jurnal Antiquity, Jumat (26/10/2018), menyatakan bahwa orang-orang Pict mendapatkan ide untuk mengenal tulisan dari bangsa Romawi.

Baca juga: Millenial dan Bahasa Jawa Krama yang Dikhawatirkan Punah

Bahasa tertulis ini mengacu pada serangkaian simbol Picts yang diukir pada batu, tulang, logam, dan artefak lainnya.

"Dalam beberapa dekade terakhir, telah ada konsensus yang berkembang bahwa simbol-simbol pada berbagai batu ini adalah bentuk awal bahasa," kata Gordon Noble, kepala arkeologi di Universitas Aberdeen di Inggris, seperti yang dilansir dari Live Science, Jumat (26/10/2018).

Akan tetapi sampai saat ini masih dipertanyakan kapan sebenarnya bahasa tertulis ini dikembangkan.

Beberapa  asumsi percaya bahwa bangsa Pict mengenal kemampuan tulis menulis pada abad pertengahan, setelah bangsa Romawi meninggalkan Britania.

Untuk memecah teka-teki ini, para ilmuwan dengan Northern Picts Project melakukan ekskavasi baru di situs arkeologi di mana batu dengan simbol dengan bahasa Pict telah ditemukan sebelumnya.

Di salah satu situs yang disebut Dunnicaer, para ilmuwan sebelumnya telah menemukan sisa-sisa benteng, yang digunakan untuk melindungi orang-orang yang tinggal di lokasi tersebut.

Dari benteng tersebut, peneliti menemukan batu berukir simbol yang diperkirakan dibuat pada abad kedua hingga keempat. Ini adalah waktu yang sama dengan kapan benteng tersebut dibangun bangsa Pict.

Para peneliti juga mempelajari kandang kayu di situs banga Pict lain yang disebut situs Rhynie,  di mana simbol batu telah ditemukan. Menurut penanggalan terbaru, situs Rhynie digunakan pada abad keempat hingga keenam.

Berdasarkan penelitian ini, para ilmuwan menyimpulkan bahwa bahasa tertulis Pict kemungkinan dikembangkan pada abad ketiga atau keempat, dan terinspirasi dari bangsa Romawi. 

Baca juga: Bisa Membaca Tulisan Typo adalah Bukti Kehebatan Otak Kita

Menariknya, bangsa Pict tidak menggunakan bahasa Latin seperti yang kita gunakan saat ini. Bangsa Pict memilih mengembangkan gaya penulisan yang sangat berbeda dan unik.

Para peneliti juga mencurigai tidak hanya Pict saja yang terinspirasi oleh Romawi dalam mengembangkan bahasa tertulis. Runes dari Skandinavia dan sebagian di Jerman dan Ogham dari Irlandia kemungkinan juga terinspirasi dari Romawi.

“Seperti Runes dan Ogham, simbol bangsa Pict juga mungkin dibuat di luar peperangan sebagai jawaban atas keaksaraan Roma," tulis para peneliti.

Untuk diketahui, bangsa Romawi tidak pernah menaklukkan Irlandia, Skandinavia atau Jerman, akan tetapi mereka memiliki kontak dengan penduduk tersebut melalui perdagangan. Kontak yang dilakuka Romawi dengan bangsa lain di Mediterania mungkin juga telah mengilhami mereka untuk menciptakan sistem tulisan mereka sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com