Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Faktor Genetik Berpengaruh pada Kemampuan Atletik Seseorang?

Kompas.com - 28/10/2018, 21:46 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana atlet top dunia bisa begitu jago?Bagaimana cara Usain Bolt melintasi trek lari dengan kecepatan tinggi? Apakah dia separuh cheetah?

Bagaimana dengan Michael Phelps? Apakah dia setengah lumba-lumba? Atau apakah karena dia memiliki seorang guru hebat yang berasal dari sekolah ikan?

Pepatah yang mengatakan bahwa "rajin pangkal pandai" memang masuk akal. Tetapi apakah latihan adalah satu-satunya hal yang memengaruhi kepandaian seseorang dalam olahraga tertentu?

Bisakah seseorang "terlahir pandai"? Atau, dapatkah tes genetik memprediksi performa atletik?

Dalam beberapa tahun terakhir, ada peningkatan signifikan dalam penggunaan tes DNA dalam tim olahraga, pelatih, dan atlet.

Ini adalah topik yang sangat kontroversial. Tapi dari sudut pandang ilmiah, gagasan mengakses informasi genetika untuk memprediksi kemampuan olahraga adalah prospek yang mengasyikkan.

Masing-masing dari kita memiliki struktur DNA yang berbeda dan tidak dapat diubah, serta memengaruhi kita dengan cara yang sangat berbeda-beda.
Beberapa dari kita jago dalam berlari, sebagian lainnya tidak dapat memproses gluten, dan sebagian lagi mabuk berat hanya karena beberapa tetes alkohol.

Namun, sekadar memiliki DNA yang tepat tidak selalu membantu dalam menjalani hidup atau meningkatkan kemampuan.

Memahami DNA dan bagaimana pengaruhnya terhadap tubuhlah yang memungkinkan para atlet top memanfaatkan kecenderungan genetik dan mengembangkan kemampuan fisik mereka.

Baca juga: Suku Bajo, Manusia Pertama yang Beradaptasi Genetik untuk Menyelam

Tetapi bagaimana jika Anda tidak punya cukup modal untuk menjalani tes genetika?

Cara gratis untuk menilai dan meningkatkan kecakapan atletik Anda adalah menyesuaikan pelatihan Anda dengan bentuk fisik Anda saat ini atau somatotipe.

Somatotipe adalah istilah lain untuk "bentuk tubuh" dan menurut rumus Heath-Carter, ada tiga somatotipe yang disebut Ektomorf, Endomorf, dan Mesomorf.

Meskipun ada tiga tipe yang dapat didefinisikan, kebanyakan orang hampir selalu merupakan kombinasi dari ketiganya.

Ditambah lagi, beberapa orang seringkali dapat melatih tubuh mereka sehingga memungkinkan untuk melakukan transisi bolak-balik antara berbagai bentuk.

Apakah ketiga somatotipe itu?

1. EKTOMORF

Seseorang dengan bentuk tubuh ini biasanya memiliki rangka yang lebih kurus dan lemak tubuh yang rendah. Metabolismenya sangat cepat, tapi juga sulit menambah otot, sehingga biasanya menghasilkan dada yang datar dan definisi otot yang ringan.

2. ENDOMORF

Bentuk tubuh ini adalah yang paling merepotkan dalam banyak hal. Tubuh endomorf berbentuk lebih bulat dan gemuk, mudah menimbun lemak dan otot tetapi seringkali lebih sulit menghilangkan lemak karena metabolisme mereka lebih lambat.

3. MESOMORF

Mesomorf diidentifikasi sebagai tipe tubuh berotot dan lebih seimbang daripada yang lain. Orang dengan tubuh mesomorf memiliki metabolisme yang cepat, tetapi juga memiliki sel otot yang sangat responsif sehingga memungkinkan pertumbuhan otot yang cepat dan terdefinisi dengan baik.

Baca juga: Faktor Genetik sampai Pola Makan Bisa Sebabkan Anak Obesitas

Memahami bentuk tubuh Anda penting karena setiap somatotipe merespon pelatihan dan diet fisik yang sama secara berbeda.

Jika Anda ingin menjadi atlet yang sukses, Anda harus menyesuaikan jenis pelatihan dengan bentuk tubuh yang paling sesuai. Karena jika tidak, Anda berisiko bekerja keras tanpa mendapatkan keuntungan nyata.

Jadi, begitulah, menjadi atlet yang sukses tidak sekadar soal mengetahui DNA Anda.

Dalam banyak kasus, kita akan mendapati tanpa sadar telah berlatih dengan cara yang sesuai dengan faktor genetik hanya karena mendapatkan hasil terbaik dengan cara itu. Belum lagi tingkat latihan, keterampilan dan teknik yang dibutuhkan masing-masing olahraga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com