Sayangnya, pengobatan ini hanya menjangkau secara lokal dan tidak dapat menyembuhkan. Artinya, pasien tidak bisa mengharapkan kesembuhan melainkan hanya memperpanjang angka ketahanan hidup dan kualitas hidup saja.
4. Imunoterapi
Jenis pengobatan ini menjadi hangat diperbincangkan kalangan medis beberapa tahun terakhir. Cara kerjanya adalah membangunkan sel imunitas untuk melawan sel kanker.
Pengobatan ini mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk pengobatan kanker stadium lanjut lini kedua, atau setelah gagal dengan pengobatan lini pertama seperti pembedahan atau kemoterapi.
"Dahulu imunoterapi dianggap remeh dan dianggap sebagai alternatif. Kini pengobatan ini sudah menjadi terapi standar. Bahkan di Amerika Serikat, FDA sudah menyetujuinya sebagai pengobatan lini pertama," ujar dr Sita dalam acara temu media mengenai imunoterapi di Jakarta (16/6/2017).
Baca juga: Imunoterapi untuk Kanker Paru Kini Tersedia di Indonesia
5. Targeted Teraphy
Prosedur ini sebenarnya mirip dengan kemoterapi. Hanya saja setiap pasien mendapat pengobatan yang berbeda dan pemberian obat dilakukan pada sel yang abnormal.
Itu karena pengobatan ini harus disesuaikan dengan marker molekuler dari mutasi sel.
"Kalau dulu NSCLC dan SCLC langsung diberikan kemoterapi, semuanya sama. Perbedaannya dari fenotipe kanker itu. Tapi sekarang semua terapi itu berdasarkan genotipenya karena ada perbedaan genotipe kanker paru," kata Sita.
6. Cryosurgery
Salah satu jenis pengobatan baru untuk pasien kanker paru di Indonesia adalah cryosurgery.
Seperti diutarakan dokter spesialis bedah thoraks kardiovaskuler Mukhlis Hanafiah, cryosurgery merupakan tindakan minimal invasif dengan pembiusan ringan.
Pembedahan dilakukan dengan menggunakan jarum yang dibantu alat computerised tomography (CT) scan yang ditusukkan ke sasaran yakni jaringan yang terkena kanker dan dihubungkan ke mesin khusus (cryo).
Baca juga: Yang Harus Anda Ketahui tentang Cryosurgery
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.