KOMPAS.com – Sampai saat ini, kanker masih menjadi penyakit yang mengerikan bagi banyak orang. Meski tata laksana kanker sudah berkembang pesat di Indonesia, namun masih ada plus dan minus dari pengobatan kanker.
Pada tingkatan layanan kesehatan yang difasilitasi oleh pemerintah, seperti BPJS, pasien mengakui adanya unsur positif dan negatif di dalamnya.
Irwan Maulana (36), misalnya. Pemuda yang mengantar ibunya untuk menjalani pengobatan kanker usus ini mengeluhkan soal antrian pasien yang menggunakan BPJS.
“Kalau pakai BPJS mungkin agak lama ya, kita perlu lebih sabar. Belum lagi kalau setelah kemoterapi kita harus menginap, kadang kamarnya penuh,” ujar Irwan saat ditemui di RS Dharmais, Rabu (10/10/2018).
Baca juga: Melirik Terapi Ginjal Alternatif untuk Tekan Pembengkakan Biaya BPJS
Seorang pasien usia 48 tahun lain yang tidak mau disebutkan namanya juga bercerita bahwa untuk mendapatkan kamar kemoterapi, ia pernah mengantri selama tiga hari.
“Saya pernah mengantri sampai tiga hari untuk dapat kamar. Tapi itu karena rumah sakitnya sedang direnovasi. Biasanya sih, di hari yang sama saya langsung dapat kamar,” ujarnya.
Untuk mendapatkan kamar lebih cepat, ada juga dari pasien yang harus menombok karena kelas kamar yang diampu oleh kartu BPJS mereka penuh.
“Awalnya (saya) enggak pakai BPJS, lalu delapan bulan terakhir pakai BPJS. Nombok, tergantung kelasnya. Saya karena naik kelas dari kelas 2 ke kelas 1, makanya nombok sampai 8 juta untuk satu kali berobat sebulan sekali. Kalau enggak pakai BPJS, 20 juta untuk 3 hari,” kata Ari Kurniawan (27) asal Cibinong yang mengantar ibunya, seorang pasien kanker serviks.
Baca juga: JKN di Titik Jenuh, Ini Saran Dosen Unika Atma Jaya untuk BPJS
Perlunya pasien kanker untuk menginap selama menjalani terapi, dan rujukan dari berbagai rumah sakit daerah untuk pengobatan kanker ke RS Dharmais, membuat banyak pasien kanker dari provinsi lain di Indonesia menumpuk di rumah sakit ini.
Hal ini membuat banyak pasien harus mengeluarkan biaya lebih untuk mencari penginapan atau melakukan perjalanan pergi pulang seperti yang dilakukan Rohayati (58) asal Balaraja.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.