Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia, Ini 6 Langkah Atasi Depresi

Kompas.com - 10/10/2018, 19:27 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - 10 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Masalah kesehatan mental seperti depresi, stres, perubahan suasana hati, dan gelisah menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan depresi.

Depresi bukanlah naik turunnya mood atau respons emosional terhadap stres dalam kehidupan sehari-hari. Gejala utama depresi adalah penurunan mood dan rasa putus asa yang berlangsung selama dua minggu dan mengganggu fungsi sosial dan kegiatan.

Penyebabnya beragam. Mulai dari gangguan pada otak, pengalaman negatif di masa lalu, atau sedang mederita penyakit berat.

Baca juga: Berkemah Ternyata Tingkatkan Kesehatan Mental

Depresi berkepanjangan dengan tingkat menengah atau berat bisa memicu penyakit lebih serius, salah satunya bunuh diri. Tercatat hampir 800.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya.

Untuk menghindari hal tersebut, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi tingkat depresi. Berikut paparannya:

1. Pergi piknik atau berkemah

Dengan berkemah atau piknik, secara tidak langsung perhatian akan teralihkan dari teknologi.

Hal ini dapat membantu menangani rasa takut ketinggalan atau dalam bahasa Inggris disebut fear of missing out (FOMO) yang berkontribusi pada gangguan kecemasan bagi banyak orang.

Salah satu yang berhasil melakukannya adalah Alistair Mitchell. Ia mengaku berkemah dan kembali ke alam membantu jalan panjangnya untuk pulih dari penyakit mental.

Mitchell juga sempat melakukan usaha bunuh diri karena depresi yang disebabkan terpukul mengetahui putranya mingidap autisme.

2. Lebih banyak ruang hijau

Studi yang terbit di JAMA Network Open mengungkap bahwa banyaknya ruang hijau di perkotaan dapat menurunkan stres dan perasaan tidak dianggap yang bisa meningkatkan kesehatan mental warganya.

"Ruang hijau adalah intervensi struktural yang sederhana dan murah, namun dapat meningkatkan kesehatan banyak orang," kata rekan penulis studi Dr. Eugenia South, asisten profesor dari Fakultas Kedokteran, Universitas Pennsylvania.

3. Menangani rasa kesepian

Menghalau kesepian tidak cukup hanya dilakukan lewat kontak antar-individu, tetapi juga perlu adanya pendekatan lain untuk mengatasi perundungan, isolasi, dan kecemasan.

4. Menertawakan diri sendiri

Menjadi bahan lelucon orang lain memang tidak menyenangkan. Namun kalau kita menertawakan diri sendiri, itu justru bisa membuat seseorang lebih bahagia.

Studi yang terbit di Personality and Individual Differences menunjukkan bahwa orang yang bisa menertawakan diri sendiri biasanya dapat mengelola amarahnya dengan lebih efektif. Mereka juga memiliki kecenderungan lebih rendah untuk menunjukkan reaksi marah.

5. Dengarkan musik heavy metal

Musik heavy metal sering dianggap sebagai pemicu sikap agresif, berbahaya, dan penuh amarah. Namun, sebuah penelitian tahun 2015 menampik pendapat tersebut.

Ahli yang terlibat dalam studi itu menemukan bahwa musik heavy metal justru membantu membersihkan emosi negatif seperti kemarahan dan depresi.

"Dengan berbicara berulang kali secara langsung dengan para penggemar heavy metal muda, ditemukan bahwa identitas metal membantu mereka menghadapi tantangan lingkungan dan membangun identitas serta komunitas yang kuat dan berkelanjutan, sehingga mengurangi potensi gangguan mental," ungkap para peneliti.

6. Memaafkan

Memaafkan diri sendiri dan orang lain dapat melindungi Anda dari stres dan baik untuk kesehatan mental, demikian menurut sebuah studi baru yang dimuat dalam Jurnal Health Psychology.

"Stres pada orang pemaaf hampir seluruhnya terhapus," kata penulis studi Loren Toussaint, seorang profesor psikologi di Luther University di Iowa.

Baca juga: Kali Pertama, WHO Tetapkan Kecanduan Seks Sebagai Gangguan Mental

Tulisan dirangkum dari hasil-hasil peliputan Kompas.com tentang kesehatan mental.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com