Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transjakarta, Seberapa Ramah bagi Para Penyandang Disabilitas?

Kompas.com - 10/10/2018, 12:26 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Perhelatan Asian Para Games di Jakarta bisa menjadi momen berharga untuk merefleksikan perhatian pemerintah pada kaum disabilitas, salah satunya pada transportasi.

Yoga Adiwinarto, Country Director Institute for Transportation & Development Policy (ITDP), mengungkapkan, infrastruktur untuk disabilitas masih kurang walaupun ada perbaikan.

Melihat kasus Transjakarta misalnya, dia mengatakan ada ada banyak hal yang harus diperbaiki agar semakin ramah disabilitas.

"Busnya sih saya pikir sudah cukup. Problem terbesarnya adalah, kita runut, katakanlah busnya sudah oke. Nah, sekarang haltenya. Masih banyak yang harus di-improve," imbuhnya.

Gate Masuk Bus

Dia mencontohkan, salah satu bagian yang harus diubah adalah tempat orang akan masuk dari halte ke bus.

"Pertama gate-nya. Ini tidak hanya jadi persoalan orang yang pakai kursi roda, tapi anak-anak atau ibu-ibu yang pakai rok itu susah melangkah karena jaraknya gedhe (lebar)," ujar Yoga.

"Nah itu yang saya pikir permasalahan pertama yang bisa diatasi oleh Transjakarta. Jadi bagaimana bus-bus mereka harus bisa merapat serapat atau sedekat mungkin," tambahnya.

Untuk itu, Yoga menyarankan dilakukan modifikasi halte atau supir bus yang harus sering latihan (merapatkan bus ke halte sedekat mungkin).

"Karena di masa lalu, di awal pembentukannya, ini menjadi faktor krusial. Bagaimana Transjakarta ini busnya bisa merapat sedekat mungkin ke halte," Yoga menuturkan.

Baca juga: Naik Transportasi Umum Lebih Sehat?

Ukuran Halte

Selain itu, Yoga juga menyoroti ukuran halte yang kurang leluasa bagi penyandang disabilitas.

"Haltenya sendiri ukurannya kecil. Jadi kalau ada kursi roda pasti tidak nyaman bergerak," kata pria yang menyelesaikan program masternya di Inggris itu.

"Ada beberapa halte itu lebarnya cuma tidak sampai 2 meter. Sementara krusi roda itu perlu ruangan sekitar 80 sentimeter," imbuhnya.

Ukuran ini, menurut Yoga, membuat para penyandang disabilitas, khususnya pengguna kursi roda tidak leluasa bergerak.

"Jadi saya pikir haltenya pun perlu mulai kita benahi. Lebarnya itu kalau bisa ada dua kursi roda yang bisa berjalan," ujar Yoga.

Akses Menuju Halte

Masalah ketiga yang disoroti oleh Yoga adalah akses menuju halte. Sebagai informasi, untuk menuju halte, para pengguna kursi roda menggunakan jalan dengan turunan atau model ramp.

"Tapi ramp-nya itu panjang banget dan juga saya melihat kelandaiannya tidak sesuai," kata Yoga.

"Kemiringannya itu harusnya 5 sampai 8 persen, tapi ada yang sampai tinggi banget," imbuhnya.

Kelandaian ini membuat para pengguna kursi roda kesulitan. Apalagi jika kursi roda tersebut tidak dilengkapi dengan motor, mesin, atau bantuan berupa dorongan dari orang lain.

"Jadi itu aksesnya (perlu dibenahi). Saya pikir kalau kita melihat di negara-negara maju yang lain sih solusinya pakai lift daripada pakai model ramp," Yoga menjelaskan.

"Ini kalau ramp hanya untuk berapa tingginya, katakanlah untuk 50 sentimeter atau satu meter tidak masalah. Tapi ini kan naiknya sampai 5 meter," tambahnya.

Menurut Yoga, hal itu kurang manusiawi. Karenanya, dia menyarankan penggunaan lift.

"(Tapi) lift-nya harus serius. Jangan dipasang tapi operasinya gak," Yoga mengingatkan.

"Jadi sebenarnya (ini) urgent. Bukan hanya untuk pengguna kursi roda saja, tapi semua pengguna Transjakarta juga akan nyaman dengan perbaikan ini," tegasnya.

Baca juga: Andong dan Becak, Sebuah Refleksi Sistem Transportasi di Yogyakarta

Menurutnya, perbaikan di fasilitas publik yang menyangkut Transjakarta ini akan membuat lebih nyaman orang yang membawa anak-anak, orang tua, atau membawa barang berat.

"Artinya memang space yang dibuat akan lebih universal. Bukan untuk pengguna kursi roda saja," tutup Yoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com