Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Teluk Palu sebagai Daerah Reklamasi yang Dihantam Tsunami

Kompas.com - 02/10/2018, 16:15 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jumat lalu (28/09/2018), gempa bumi bermagnitudo 7,4 melanda Sulawesi Tengah, menimbulkan tsunami yang menewaskan sekitar 832 jiwa.

Hantaman tsunami tersebut menambah keterpurukan warga Teluk Palu yang selama ini sudah terpinggirkan oleh proyek reklamasi.

Susan Herawati, Sekretaris Jenderal dari Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), mengatakan, Teluk Palu, Pantai Talise, dan Donggala adalah area reklamasi yang telah jadi.

Tiga daerah itu direklamasi untuk mengembangkan pusat perbelanjaan dan hotel, merugikan warga sekitarnya.

“Reklamasi Palu, Talise, dan Donggala menyebabkan banyak nelayan yang kehilangan akses ke fishing ground mereka, jelas Susan.

 

Banyak nelayan yang alih profesi. Setidaknya, setiap hari ada satu hingga dua orang yang beralih profesi menjadi buruh bangunan akibat dari reklamasi.

Susan menambahkan, penggalian dan pengurugan saat reklamasi juga merusak ekosistem pesisir dan laut.

"Pesisir juga menjadi rusak, terumbu karang rusak, dan hasil tangkapan turun hingga 50 persen,” imbuhnya.

Menurutnya, akan lebih baik jika lahan reklamasi tersebut digunakan untuk hutan mangrove sehingga bisa mengikis kerentanan tsunami.

Pascagempa dan tsunami ini, wilayah Sulawesi Tengah perlu merencanakan pembangunan yang berwawasan kebencanaan.

Anton Wijonarno, Manager Konsevasi Kawasan Laut WWF Indonesia mengatakan, warga Sulawesi Tengah perlu beradaptasi dengan bencana yang mengintainya.

“Tiga ekosistem di wilayah pesisir seperti mangrove, padang lamun, dan terumbu karang, di satu sisi adalah rumah bagi banyak biota laut. Tapi di sisi lain, ini bisa menjadi penahan abrasi dan barrier terhadap gelombang air laut jadi ada kemungkinan untuk dapat meminimalisir dampak tsunami,” ujar Anton ketika dihubungi Kompas.com, Senin (1/10/2018).

Magnrove memang tidak bisa 100 persen melindungi tetapi terbukti mengurangi keparahan dampak.

“Bercermin pada tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004, disana kan ada mangrove, dan memang wilayah yang mangrovenya lebih tebal kerusakan fisik di belakang mangrove tidak separah daerah yang tidak memiliki mangrove,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau