Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Cuma Kawin, Tanduk Elk Juga Jadi Perisai Hindari Serigala

Kompas.com - 06/09/2018, 20:31 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Elk (Cervus canadensis) merupakan salah satu hewan terbesar dalam famili rusa yang tinggal di hampir seluruh wilayah hutan Amerika Utara. Hewan ini punya tanduk yang besar, bercabang, dan runcing. Uniknya, mereka kerap menanggalkan tanduknya sekali dalam setahun.

Menariknya, mereka menanggalkan tanduk di waktu berbeda dan tak ada yang mengetahui alasannya. Fenomena ini pun menggelitik para ahli dari University of Montana, Amerika Serikat, untuk mencari tahu alasannya.

Dalam studi yang diterbitkan pada Nature Ecology and Evolution, Senin (3/9/2018), para ahli menduga pelepasan tanduk elk ada hubungannya dengan ancaman predator, khususnya serigala.

Para peneliti menemukan, serigala di Taman Nasional Yellowstone, AS, lebih suka memburu elk yang telah menanggalkan tanduknya ketimbang yang masih memiliki tanduk selama akhir musim dingin.

Baca juga: Mirip Bunga, Terumbu Karang Ini Ternyata Predator Ubur-ubur

"Serigala sangat menyukai elk. Uniknya, elk menjaga tanduknya hampir selama musim dingin. Spesies lain seperti moose, kami temukan menanggalkan tanduk mereka mulai bulan Desember," ungkap Matt Metz pemimpin studi seperti dilansir Science Daily, Kamis (06/09/2018).

Temuan ini mematahkan pandangan yang mengatakan bahwa tanduk elk jantan hanya digunakan untuk bertarung dengan pejantan lain demi mendapatkan betina. Dari studi ini terungkap, tanduk elk juga membantu melindungi mereka dari ancaman predator.

"Kami percaya elk berevolusi untuk menjaga tanduk mereka lebih lama daripada spesies rusa lain di Amerika Utara karena mereka membutuhkan tanduk sebagai alat yang efektif melindungi diri dari predator," ujar Metz.

Waktu pelepasan tanduk dan risiko

Secara umum, elk jantan mulai menanggalkan tanduk mereka di akhir musim dingin atau sekitar bulan Maret.

Namun, ada pula elk jantan yang menanggalkan tanduknya lebih cepat. Ahli menduga hal ini karena elk ingin menumbuhkan tanduk yang lebih besar untuk mendapatkan lebih banyak betina di musim kawin.

Namun, perilaku ini berisiko besar. Elk yang menanggalkan tanduk lebih cepat berpeluang besar dimangsa predator ketimbang mereka yang menanggalkan tanduknya di akhir musim dingin.

Alasannya, mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menumbuhkan kembali tanduk yang lebih besar.

Kondisi ini juga menempatkan pejantan lain yang ada di sekitar mereka pada risiko yang lebih besar. Para peneliti menemukan bahwa jika sekelompok elk jantan memiliki satu anggota yang tidak mempunyai tanduk, maka kelompok tersebut 10 kali lebih mungkin diserang oleh serigala.

Baca juga: Ratusan Bangkai Rusa di Norwegia Picu Keanekaragaman Hayati, Kok Bisa?

Metz telah mempelajari dinamika predator dan mangsa di Taman Nasional Yellowstone sejak 2002, di mana studi tentang ini muncul pertama kali ketika ia melihat elk jantan tanpa tanduk berkeliaran di awal bulan Maret.

Ahli yang juga meneliti serigala di Taman Nasional Yellowstone itu pun telah menganalisis data selama satu dekade dari Yellowstone Wolf Project, sebuah penelitian jangka panjang yang merekam interaksi antara serigala dan mangsanya.

"Kami mendaki ke dalamnya, dan itu adalah pejantan tanpa tanduk yang terlihat pada awal Maret. Kami belum melihat seekor rusa jantan hidup tanpa tanduk di lanskap. Kami berpikir, itu agak menarik," ujar Metz.

"Hubungan antara serigala dan elk jantan yang kami amati, serigala lebih tertarik pada elk yang tidak lagi memiliki tanduk. Butuh 13 tahun data untuk benar-benar menguji gagasan ini," pungkas Metz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com