Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Pelangsing Ini Sebabkan Kematian di Australia, Kok Bisa?

Kompas.com - 31/08/2018, 10:07 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Pihak berwenang di New South Wales (NSW) Australia baru-baru ini memperingatkan agar orang berhati-hati sebelum menggunakan obat penurun berat badan yang dikenal sebagai 'shredder'.

Peringatan itu dilakukan setelah diketahui obat ini menyebabkan kematian baik di Australia dan beberapa negara lainnya.

Perincian mengenai korban yang mengalami kematian tidak dapat dipublikasikan karena kini sedang dalam penyelidikan polisi.

Namun pihak NSW Health mengatakan produk yang mengandung bahan kimia 2,4-dinitrofenol (DNP) dipastikan dapat menyebabkan kematian dalam beberapa jam saja.

Dr Marianne Gale dari NSW Health mengatakan zat kimia DNP berfungsi mencegah energi menjadi lemak dalam tubuh, dan melepaskannya sebagai panas.

Dia menjelaskan, zat ini akan menaikkan suhu tubuh sehingga menyebabkan masalah kesehatan serius.

"Zat ini dapat merusak sel-sel organ, seperti otot, ginjal, dan otak," jelas Dr Gale.

"Orang bisa langsung menjadi sangat tidak sehat hanya beberapa jam setelah meminumnya," katanya.

"Gejalanya bisa berupa banyak berkeringat. Orang dapat mengalami detak jantung dan nafas yang cepat, dan seringkali mengalami kejang, koma dan kematian," tambahnya.

Dr Gale mengatakan tidak ada obat penawar bagi zat DNP ini. Orang meninggal setelah menggunakan produk ini bahkan dengan perawatan medis terbaik.

Baca juga: Obat Pelangsing Bisa Sebabkan Gangguan Irama Jantung?

Tak hanya di Australia, laporan kematian akibat obat pelangsing ini juga terjadi di sejumlah negara.

"Kami mendengar bahwa di Australia pun sudah ada beberapa kematian," katanya.

Dr Gale mengatakan shredder sering dipasarkan kepada kalangan orang-orang yang ingin menurunkan berat badan dan binaraga.

"Masyarakat harus sangat berhati-hati membeli zat apa pun secara online," ujarnya.

"Terutama hindari produk apa pun yang mengandung DNP atau produk dari sumber yang tidak diverifikasi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com