Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Remehkan, Liburan Bisa Turunkan Risiko Kematian

Kompas.com - 30/08/2018, 17:30 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Penat bekerja selama beberapa waktu tentu membuat kita ingin mengambil waktu libur. Mungkin terdengar sederhana, tapi siapa sangka hari libur ini mempunyai peran penting bagi kesehatan tubuh Anda.

Hal ini dibuktikan oleh para peneliti dari University of Helsinki, Finlandia dalam laporan terbaru mereka.

Selama 40 tahun para peneliti mengamati kesehatan dari 1.222 pria paruh baya yang mengambil peran dalam Studi Pengusaha Helsinki.

Para peserta ini direkrut antara tahun 1974 hingga 1975. Mereka merupakan para eksekutif yang lahir tahun 1919 hingga 1934.

Selanjutnya, penelitian ini melihat bagaimana keadaan tekanan darah dan risiko kematian para pengusaha tersebut.

Hasil awal menunjukkan, para peserta itu setidaknya memiliki satu faktor risiko yaitu penyakit kardiovaskular.

Namun, para peneliti tidak puas hanya dengan temuan itu. Mereka meminta para peserta mencatat apakah dan kapan mereka pergi berlibur.

Selanjutnya, para peserta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 610 sebagai kelompok kontrol dan 612 sebagai peserta intervensi.

Kelompok intervensi ini diberi saran untuk diet, mencapai berat badan, dan aktivitas fisik tertentu.

Sebaliknya, peserta pada kelompok kontrol tidak diberi intervensi pada kesehatan atau gaya hidup.

Baca juga: Waspadai Serangan Jantung Saat Libur Panjang

Ketika studi 5 tahun berakhir, tim melakukan tindak lanjut 15 tahun kemudian pada tahun 1989, dan 40 tahun tindak lanjut pada tahun 2014.

Hasilnya, para peneliti menemukan risiko penyakit kardiovaskular memang berkurang pada kelompok intervensi pada penelitian 5 tahun pertama.

Meski begitu, pada 15 tahun kemudian, ada lebih banyak kematian pada kelompok intervensi.

Sekarang, 40 tahun kemudian, angka kematian keluar lagi. Mereka mendapati hasil yang aneh.

"Kerusakan yang disebabkan oleh aturan gaya hidup intensif terkonsentrasi di subkelompok pria dengan waktu liburan lebih pendek setiap tahun," uangkap Timo Strandberg, salah satu peneliti dikutip dari Science Alert, Rabu (29/08/2018).

"Dalam penelitian kami, pria dengan liburan lebih pendek bekerja lebih banyak dan tidur lebih sedikit daripada mereka yang lebih lama liburan. Gaya hidup yang penuh tekanan ini mungkin telah menolak segala manfaat dari intervensi," sambungnya.

Data penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition, Health & Aging ini menunjukkan waktu libur tidak berdampak pada risiko kematian peserta di kelompok kontrol.

Namun, ini berbanding terbalik di kelompok intervensi.

Pria yang mengambil tiga minggu atau kurang dari liburan tahunan memiliki 37 persen peningkatan kemungkinan kematian dibandingkan dengan mereka yang mengambil lebih dari tiga minggu liburan.

"Kami pikir intervensi itu sendiri mungkin juga memiliki efek psikologis yang merugikan pada orang-orang ini dengan menambah tekanan pada kehidupan mereka," ujar Strandberg.

Meski dimulai sejak lama, penelitian ini menunjukkan pentingnya manajemen stres.

Ini berarti liburan bisa menjadi lebih dari sekedar penghilang rasa tegang terhadap pekerjaan Anda.

"Liburan bisa menjadi cara yang baik untuk menghilangkan stres," tutur Strandberg.

"Jangan berpikir memiliki gaya hidup sehat akan memberi kompensasi untuk bekerja terlalu keras dan tidak mengambil liburan," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com