Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilusi Optik Ini Tunjukkan "Kebutaan Kelengkungan"

Kompas.com - 21/08/2018, 21:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Apa yang Anda lihat dari gambar di atas? Apakah garis yang terbentuk lurus, zigzag, lembut, atau bergelombang melengkung?

Atau Anda mungkin tidak hanya melihat satu jenis garis?

Ilusi optik di atas merupakan ciptaan Kohske Takahashi, psikolog eksperimental di Chukyo University, Jepang. Gambar di atas disebut "ilusi kebutaan kurvatur".

Itu hanya contoh terbaru tentang bagaimana kita tidak bisa selalu mempercayai mata ketika melihat sesuatu.

Dalam gambar di atas, Anda mungkin melihat garis bergelombang dan zigzag dalam urutan berselang-seling. Hal itu akan terlihat jelas saat Anda melihat dalam latar belakang abu-abu.

Namun, cobalah lihat garis di daerah hitam atau putih. Apa yang terjadi?

Anda mungkin melihat garis di bagian hitam atau putih berbentuk gelombang lengkungan tapi juga di bagian abu-abu ada garis zigzag.

Jika mengalami hal tersebut, maka Anda baru saja didiagnosis mengalami kebutaan kelengkungan.

Tak perlu khawatir, hal ini bukan kondisi medis sebenarnya.

Meski begitu, mengapa kita melihat garis zigzag dalam gambar?

Menurut Takahashi, ini berkaitan dengan bagaimana mata kita membedakan lekuk dan sudut di dunia nyata.

Di samping itu, fenomena ini mungkin juga cara kita membedakan kedua jenis garis memicu semacam konflik dalam sistem visual otak.

Baca juga: Siapa yang Pakai High Heels dalam Ilusi Optik di Foto Ini?

"Kami mengusulkan bahwa mekanisme yang mendasari untuk persepsi kurva lembut dan persepsi sudut tumpul bersaing satu sama lain dengan cara yang tidak seimbang," ujar Takahashi dikutip dari Science Alert, Selasa (21/08/2018).

"Persepsi sudut mungkin lebih dominan dalam sistem visual," sambungnya.

Secara hipotetis, hal ini bisa jadi karena bagaimana manusia harus mengakomodasi geometri yang dibuat dari dunia fisik modern di sekitar kita.

"Saya akan mengatakan bahwa mata dan otak kita mungkin telah beradaptasi secara evolusi untuk mendeteksi sudut lebih efisien daripada kurva," kata Takahashi.

"Kita dikelilingi oleh produk yang memiliki lebih banyak sudut daripada lingkungan alam dan mempengaruhi visual kita. Fenomena ini tidak menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, jika tidak seseorang seharusnya menemukan ilusi ini lebih awal," imbuhnya.

Takahashi menjalankan serangkaian eksperimen dengan peserta dan gambar yang sedikit diubah untuk melihat apa kondisi optimalnya untuk memicu ilusi.

Dalam gambar tersebut, kontras kecerahan antara bagian-bagian berbeda yang membentuk garis dan bayangan latar belakang dibalik pada titik-titik balik.

Jika Anda melihat lebih dekat, Anda akan melihat bahwa garis 'zig-zag' terdiri dari cahaya dan abu-abu gelap yang membentang dari puncak ke lembah setiap kurva.

Ini menonjolkan ilusi bahwa bagian-bagian dari gelombang itu garis lurus miring ke atas atau ke bawah, bukan bagian terisolasi dari gelombang kontinyu.

Sebaliknya, pada garis 'bergelombang' cahaya alternatif dan warna abu-abu gelap menyelimuti puncak dan lembah, yang membantu menonjolkan lekukan.

Faktor lain yang membantu ilusi adalah kedangkalan gelombang relatif. Dengan kurva yang lembut dan rendah - sedangkan zigzag yang lebih curam dengan sudut yang lebih tajam mengganggu efeknya.

Temuan ini telah dilaporkan dalam i-Perception.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau