KOMPAS.com - Sebuah laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menunjukkan terjadi lebih dari 100 kasus campak didiagnosis tahun ini.
Kasus-kasus tersebut tersebar di 21 negara bagian Amerika Serikat dan District of Columbia. Sampai 14 Juli, sekitar 107 orang tertular virus tersebut.
Campak adalah virus yang sangat menular. Mereka menyebar melalui udara dari pengidap yang batuk atau bersin.
Penyakit itu diawali dengan demam, pilek, batuk, mata merah dan sakit tenggorokan. Disusul kemudian dengan ruam yang menyebar ke seluruh tubuh.
Meski bisa diobati, menurut CDC, satu atau dua dari setiap 1.000 anak yang terkena campak meninggal akibat komplikasi.
Jumlah penderita campak tahun ini tampaknya akan melampaui jumlah tahun lalu ketika 118 orang dari 15 negara bagian dan District of Columbia dilaporkan terkena campak.
Pada 2016, 86 orang dari 19 negara bagian mengidap penyakit tersebut.
CDC mengatakan mayoritas orang yang terkena campak tidak melakukan vaksinasi sebelumnya.
Pencegahan penting karena virus tersebut mudah menyebar.
CDC merekomendasikan anak-anak mendapat dua dosis vaksin, dimulai dengan dosis pertama pada usia 12 hingga 15 bulan, dan dosis kedua pada usia 4 hingga 6 tahun.
Vaksin ini terbilang ampuh seumur hidup. Artinya, orang dewasa yang pernah melakukan vaksinasi semasa kanak-kanak tidak perlu mengulangnya lagi.
Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Vaksin, Pro Kontra Telah Ada Sejak Lama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.