KOMPAS.com - Pasca gemba bumi yang mengguncang Lombok minggu lalu, dikabarkan terjadi penaikan dan penurunan daratan.
Hal ini memicu pertanyaan, apa dampak yang mungkin terjadi dari fenomena ini?
Dampak Negatif
Widjo Kongko, ahli tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan bahwa penaikan ini berakibat rusaknya beberapa infrastruktur.
"Jika di dasar laur menjadi sumber tsunami," tutur Widjo melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (15/08/2018).
"Jika di pantai atau darat akan merusak infrastruktur (seperti dermaga, pemukiman, jalan dan lain-lain) menjadikannya patah, ambles, pipa air atau gas pecah, saluran air patah," sambungnya.
Widjo juga menambahkan untuk kasus gempa Lombok, terjadi penaikan di laut yang menimbulkan tsunami kecil.
"Sedangkan yang di darat merusak infrastruktur yang ada di pantai seperti tanggul pantai, dermaga, serta pemukiman," ujarnya.
"Kenaikan daratan di pantai juga berdampak pada keringnya sumur atau mata air dan terpaparnya koral atau magrove menjadi mati," tambah Widjo.
Dampak Positif
Meski terjadi sejumlah dampak negatif, juga ada dampak positif dari fenomena penaikan daratan tersebut.
"Tetapi positifnya ada tanah timbul," tutur Widjo.
Baca juga: Darurat Gempa Lombok, Rumah Sakit Sementara Dibangun dalam 2 Minggu
"Gempa lombok yang menyebabkan kenaikan daratan di pantai utara juga berpotensi menambah luas daratan kira-kira 400-an hektar," jelasnya.
Untuk diketahui, telah terjadi gempa bumi di Lombok bermagnitudo 7 pada Minggu (05/08/2018). Gempa tersebut menyebabkan penaikan daratan di Lombok Utara setinggi 15 hingga 40 cm.
Meski terjadi penaikan, juga terjadi penurunan daratan di wilayah Teluk Nara dan sekitarnya. Penurunan tersebut mencapai angka 21 cm.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.