Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Inggris Kembalikan Barang-barang Antik Irak, Apa Saja?

Kompas.com - 13/08/2018, 07:10 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – British Museum di London, Inggris, mengembalikan delapan barang-barang antik yang disita oleh Scotland Yard dalam operasi Mei 2003 dari seorang penjual barang antik di London.

Scotland Yard mencurigai bahwa barang-barang tersebut dicuri dari Museum Nasional Irak ketika Invasi Irak 2003 berlangsung karena sang penjual tidak bisa menunjukkan bukti kepemilikannya.

Perlu Anda ketahui, invasi yang terjadi pada tahun tersebut menyebabkan penjarahan besar-besaran di Irak karena tidak ada cukup tentara untuk menjaga rumah sakit dan gedung-gedung publik.

Salah satu barang yang ditarget adalah barang-barang antik, dan pada saat itu hampir seluruh barang dari Museum Nasional Irak hilang.

Baca juga: Hilang 2.000 Tahun, Kota Alexander Agung Ditemukan di Irak

“Aktivitas ini (pencurian delapan barang antik) dilakukan sembunyi-sembunyi, kemungkinan pada malam hari oleh sekelompok kecil individu untuk waktu yang terbatas, karena skalanya tidak seluas dan sesistematik yang terjadi di selatan Irak,” ujar British Museum.

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa barang-barang serupa dengan yang dicuri tiba-tiba muncul di pasaran pada periode yang sama.

Setelah disita, barang-barang tersebut kemudian diserahkan ke keluarga kerajaan sebelum dipindahkan lagi ke British Museum untuk dianalisis lebih lanjut.

Para pakar berhasil mengidentifikasikan asal-usul barang-barang ini setelah memeriksa aksara paku Sumeria yang ada pada tiga di antaranya.

Rupanya, barang-barang tersebut berasal dari kuil Eninnu untuk dewa Ningirsu di kota kuno Girsu, sekarang Tello di selatan Irak.

Liontin jimat dari marmer putih yang berbentuk hewan berkaki empat sedang berbaring, berasal dari periode Jemdet Nasr (3000 SM)British Museum Liontin jimat dari marmer putih yang berbentuk hewan berkaki empat sedang berbaring, berasal dari periode Jemdet Nasr (3000 SM)

Berikut adalah deskripsi kedelapan barang-barang tersebut oleh British Museum:

1. Tiga kerucut tanah liat dengan aksara paku yang sama: “Untuk Ningirsu, ksatria kuat Enlil, Gudea, pemimpin Lagash, yang membuat segalanya berfungsi sebagai mana seharusnya (dan) dia membangun dan mengembalikan untuknya Eninnu, Burung Petir Putih.”

2. Potongan gada putih dari gipsum putih dengan aksara Sumeria Kuno yang bunyinya demikian: “...pemimpin Lagash...memberikan (kepala gada) ini untuknya”

3. Batu sungai kuning dengan aksara paku dalam bahasa Sumeria kuno

4. Liontin jimat dari marmer putih yang berbentuk hewan berkaki empat sedang berbaring, berasal dari periode Jemdet Nasr (3000 SM)

5. Cap kotak datar dari marmer merah atau liontin jimat yang bergambar dua hewan berkaki empat melihat ke arah yang berlawanan, masing-masing memiliki lubang di depan dan sebuah garis yang diukir di belakangnya, berasal dari periode Jemdet Nasr (3000 SM).

6. Cap kaseldon putih dengan muka yang oval datar, diukir dengan gambar sphinx sedang berbaring menghadap kanan, berasal dari periode Kekaisaran Akhemeniyah (550-330 SM).

Baca juga: Prasasti Kuno Ditemukan di Terowongan ISIS, Bawah Makam Nabi Yunus

Menanggapi hal ini, duta besar Irak untuk Inggris Salih Husain Ali memuji keahlian staf museum dalam mengidentifikasikan kedelapan barang antik.

Dia juga mengatakan, kolaborasi Irak dan Inggris Raya semacam ini penting untuk menjaga warisan Irak. Melindungi barang-barang antik adalah tanggung jawab internasional, dan di Irak kami mengharapkan kooperasi global untuk melindungi warisan Irak dan mengembalikan barang-barang yang dicuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com