Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Lacak Bagaimana Bakteri Tangguh Menyebar di Kereta Komuter

Kompas.com - 12/08/2018, 12:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek


KOMPAS.com - Beberapa bakteri mikroba dapat berkembang menjadi penyakit. Ada yang mudah diobati, namun banyak pula yang bisa berkembang menjadi penyakit berbahaya.

Salah satu yang berbahaya adalah bakteri yang tahan terhadap antibiotik. Mereka sangat tangguh dan terkadang bisa membunuh inang baik di tubuh manusia.

Lalu, di mana saja kita bisa menemukan bakteri yang tahan terhadap antibiotik seperti itu? Bagaimana dengan tempat umum seperti stasiun kereta api yang sering kita kunjungi?

Untuk menjawab pertanyaan itu, sejumlah ahli dari Universitas Hong Kong menyelidiki bagaimana patogen berbahaya dapat berkembang dan melakukan penyebaran di tempat umum.

Baca juga: Seberapa Sering Anda Harus Membersihkan Ponsel dari Bakteri?

Tempat yang dijadikan sampel oleh para ahli adalah sistem kereta bawah tanah di Hong Kong. Menurut mereka, ini adalah tempat yang sempurna untuk mengamati bagaimana mikroba menyebar di lingkungan perkotaan.

"Ada sekitar lima juta orang (Hong Kong) menggunakan kereta setiap hari, artinya ada jutaan sidik jari tertinggal di sana," kata Gianni Panagiotou, ahli biologi di Hans Knoell Institute Jerman dan Universitas Hong Kong dalam sebuah pernyataan dilansir Newsweek, Kamis (9/8/2018).

Selama penelitian, para ahli mengirim relawan untuk menggunakan sistem kereta bawah tanah selama setengah jam di saat jam sibuk pada pagi dan sore hari.

Sepulang dari perjalanan, kultur kulit di tangan mereka diambil dan diamati. Khususnya menyelidiki bakteri mana yang pindah ke tangan penumpang.

Meski petugas kereta api membersihkan segala sesuatu yang dipegang penumpang, nyatanya hal tersebut tidak menghentikan perpindahan mikroba ke kulit manusia.

Bakteri yang pindah ke kulit manusia sebagian besar merupakan patogen tidak berbahaya yang hidup di kulit, tetapi ada juga patogen berbahaya yang ditemukan.

Dari penyelidikan yang terbit di jurnal Cell Reports, Panagiotou dan timnya menemukan ada  populasi mikroba yang berbeda di jalur kereta bawah tanah.

Perbedaan mikroba tergantung pada  waktu perjalanannya. Jalur kereta bawah tanah di malam hari memiliki lebih banyak mikroba dengan jenis berbeda, dibanding saat pagi hari.

Saat melakukan perjalanan komuter di pagi hari, hanya ada beberapa mikroba yang tahan terhadap antibiotik yang ditemukan. Namun, saat jam sibuk di sore hari, gen mikroba yang tahan terhadap antibiotik ada di setiap jalur kereta bawah tanah.

Baca juga: Serbet, Sarang Bakteri Jahat yang Bisa Picu Keracunan Makanan

Uniknya, jalur kereta bawah tanah yang berbeda memiliki ekologi bakteri yang berbeda pula.

Panagiotou mengungkap, jumlah mikroba yang resisten terhadap antibiotik paling banyak ditemukan di lokasi dekat Shenzen, sebuah kota di daratan China, di mana warganya banyak yang menjadi peternak babi dan memberi makan babi dengan antibiotik.

"Studi ini tidak bertujuan untuk menakut-nakuti masyarakat. Kami ingin lebih memahami bagaimana perencanaan tata kota dapat berdampak pada jenis bakteri," ujar Panagiotou.

Dengan temuan ini, para ahli berharap dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat perencanaan tata kota dan sistem transportasi umum. Baik di Hong Kong dan negara lainnya.

"Studi kami dapat menjadi panduan untuk strategi kesehatan masyarakat dan desain angkutan umum di masa depan," kata Panagiotou yakin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com