Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Rumah dan Lingkungan Anggota Terakhir Suku Terasing Amazon

Kompas.com - 04/08/2018, 19:09 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bulan lalu, sebuah rekaman yang dirilis oleh FUNAI, badan pemerintah Brasil yang bertugas melindungi hak, adat istiadat, dan kehidupan masyarakat adat di Brasil, memperlihatkan anggota terakhir dari suku terasing di Amazon.

Video tersebut menampilkan sesosok pria berumur sekitar 50 tahun menebang pohon dengan alat yang menyerupai kapak.

Sejak tahun 1996 hingga saat ini, pria ini berada dalam pantauan FUNAI, dan wilayah peredarannya ditetapkan sebagai kawasan lindung sederhana meskipun sebenarnya pria ini tidak sepenuhnya aman.

Hal ini karena pada tahun 2009, ia pernah menjadi sasaran oknum bersenjata yang diperkirakan dipekerjakan oleh pemilik peternakan sekitar untuk merebut wilayah tanahnya.

Baca juga: Kisah Pria yang Mencari Yeti Selama 60 Tahun dan Menemukannya

Menurut FUNAI, anggota suku yang dijuluki “pria pembuat lubang” tersebut hidup sendiri di Rondônia, wilayah sebelah barat Brasil.

Pria ini menolak untuk melakukan kontak dengan dunia luar.Tidak ada yang tahu namanya, bahasa yang digunakan, atau asal sukunya.

Dilansir dari Iflscience, saat ini FUNAI kembali merilis beberapa foto dan video tentang rumah dan keadaan sekitar tempat tinggalnya.

Maloca, sebutan untuk rumahnya, terbuat dari jerami. Melalui pengamatan lingkungan sekitar rumahnya, diketahui bahwa pria pembuat lubang ini bertahan hidup dengan bercocok tanaman jagung, ubi kayu, pepaya, paw paw, dan pisang.

Kenampakan rumah dan lingkungan sekitar anggota terakhir suku terasing Amazon. Kenampakan rumah dan lingkungan sekitar anggota terakhir suku terasing Amazon.

Di dalam rumah, ia menyimpan panah untuk berburu dan obor yang berbahan bakar getah pohon. Secara diam-diam, FUNAI juga sering kali sengaja memberikan beberapa jenis senjata tradisional seperti kapak atau parang.

Alat yang digunakan untuk berburu hewan seperti monyet dan babi hutan. Alat yang digunakan untuk berburu hewan seperti monyet dan babi hutan.

Mengenai julukannya, si pembuat lubang, pria ini sering membuat lubang hingga sedalam 2 meter baik di dalam maloca, maupun di sekitarnya.

Lubang yang ada di dalam rumah digunakan untuk bersembunyi dari penyusup yang memasuki wilayahnya, sedangkan lubang yang berada di luar digunakan untuk menjebak atau menangkap hewan buruan.

Pria pembuat lubang dapat menghabiskan sebagian besar harinya untuk berburu hewan seperti babi hutan, monyet, dan burung menggunakan panah.

Lubang yang dibuat anggota suku terasing untuk bersembunyi dan menangkap hewan buruan. Lubang yang dibuat anggota suku terasing untuk bersembunyi dan menangkap hewan buruan.

Dari sekitar 150 juta suku yang tersebar di dunia, Brasil mengampu 60 persen dari jumlah tersebut. Banyak anggota suku seperti pria pembuat lubang ini yang terancam eksistensinya akibat perluasan industri, seperti peternakan dan urbanisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com