Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efektifkah Jamur Pelapuk dan Mikroba Jadi Penghilang Bau Kali Item?

Kompas.com - 31/07/2018, 20:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Kondisi kotor dan bau Kali Sentiong atau yang kerap disebut Kali Item, Jakarta menyedot perhatian publik. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah tentang penanganan aroma tidak sedap tersebut oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pemprov DKI memunculkan ide menyemprot penghilang bau ke kali.

Penghilang bau yang dimaksud adalah 500 kilogram DeoGone (jamur pelapuk) oleh HKTI DKI dan 2.500 cairan mikroba oleh Kagama DKI.

Namun, pertanyaannya, seberapa efektif hal ini?

Cukup Efektif, Tapi...

Ketua Kagama DKI Peduli Sampah, Shodiq Sihardianto, mengatakan bahwa cairan bakteri tersebut efektif untuk menghilangkan bau.

"Warna hitam pekat dan bau menyengat Kali Sentiong terjadi akibat zat-zat organik dan sulfur yang masuk ke dalam sungai yang terkontaminasi dengan bakteri patogen, oleh sebab itu satu-satunya solusi adalah dengan injeksi mikroba" ungkap Shodiq.

Injeksi mikroba ini bukan sekadar cara "coba-coba", melainkan sudah dilakukan uji laboratorium pada Sabtu (28/7/2018).

Pakar Limnologi LIPI, Prof. Gadis Sri Haryani pun menanggapi kedua cara ini dengan positif. Menurut Prof. Gadis, pendekatan biologi ini adalah pendekatan yang baik untuk mengurangi aroma tidak sedap dari Kali Item.

Meski begitu, Prof. Gadis mengatakan bahwa pendekatan ini masih memiliki keterbatasan, yakni tidak dapat menyelesaikan masalah kebersihan Kali Item secara menyeluruh.

Lebih lanjut, peneliti LIPI ini mengatakan bahwa sumber limbah lah yang perlu ditangani.

Baca juga: Makhluk Tercerdik itu Bernama Mikroba

Terkait hal ini, masyarakat mulai menyalahkan pabrik tempe sebagai penyebab tercemarnya Kali Item yang kemudian menyebabkan munculnya bau.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syariffuddin, pun angkat bicara.

Menurut Aip, memang benar bahwa masih ada pengusaha tahu tempe (di antara 200 rumah produksi) membuang limbah produksi di Kali Item. Namun limbah tersebut hanya berupa air sisa produksi dan bukan kulit kedelai.

Menurut Aip, produsen tahu tempe yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu ini bukanlah penyebab munculnya bau di Kali Item, melainkan limbah rumah tangga masyarakat sekitar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com