Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Udara Segar di Pusat Industri Cikarang

Kompas.com - 23/07/2018, 19:09 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Pertumbuhan industri di Indonesia bergerak dengan cepat. Industri memberikan dampak pencemaran udara bagi lingkungan eksitar. Namun, pencemaran udara dapat ditekan dengan kehadiran ruang hijau.

Di wilayah industri Cikarang, ada lahan terbuka hijau yang ditanami tumbuhan-tumbuhan herbal. Namanya Kampoeng Djamoe Organik (KaDO).

Di sini, terdapat sekitar 700 jenis tanaman dataran rendah yang ada di Indonesia. Sesuai namanya, tanaman tersebut bisa dimanfaatkan sebagai herbal atau jamu.

Tidak hanya sebagai jamu, KaDO juga menjadi penyumbang oksigen di daerah Cikarang yang notabenenya wilayah industri.

Baca juga: Jamu dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit, Mitos atau Fakta?

“Secara lingkungan jelas, mereka (orang-orang) sekitar merasa enggak panas lagi di Cikarang. Jadi disembur oksigen dari sini, karena prinsipnya tumbuhan itu menyerap karbondioksida, kemudian sebaliknya pada manusia,” ungkap Heru D Wardana, kepala pengelola yang ditemui di KaDO, Kamis (19/7/2018).

Ia menambahkan, salah satu upaya paling ringan, gampang dan simpel adalah menanam pohon.

Heru D Wardana, kepala pengelola KaDOBhakti Satrio Wicaksono Heru D Wardana, kepala pengelola KaDO

Maka dari itu, ia pun secara suka rela memberikan edukasi secara cuma-cuma bagi petani yang ingin mempelajari bagaimana cara menanam tanaman herbal.

Perlu perjalanan panjang untuk dapat mengelola lahan yang berukuran 10 hektar ini menjadi subur. Heru butuh sekitar lima tahun untuk dapat menggemburkan tanah di sini.

Baca juga: Sengsu, Tongseng Jamu, dan Kenyataan Bahayanya

Ia menuturkan, KaDO dibangun dengan dasar Tri Hita Karana, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan; manusia dengan manusia; dan manusia dengan alam. Dengan prinsip ini, ia menyesalkan banyaknya deforestasi yang terjadi di Indonesia.

“Deforestrasi itu dampaknya dasyat. Sekarang satu pohon di hutan kalimantan yang sebesar gajah itu kalau dipotong, ribuan di bawahnya mati. Padahal, di bawahnya itu yang tanaman obat,” tegasnya.

Dampak pemanasan global memang perlu mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Untuk dapat mengurangi dampak dari pemanasan global, caranya tidak hanya menanam pohon, menghindari atau menghentikan penebangan pohon juga dapat menjadi langkah penting bagi kita.

“Makanya, jangan pandang tanaman sebagai benda mati. Tanaman itu benda hidup,” tutup Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau