Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamu dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit, Mitos atau Fakta?

Kompas.com - 22/07/2018, 12:43 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Banyak yang menganggap jamu tradisional dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Faktannya, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.

Menurut Ir. Heru D. Wardana, jamu tidak dapat menyembuhkan penyakit. Ia menuturkan, fungsi jamu pada dasarnya adalah sebagai pencegah datangnya penyakit.

“Sebenarnya jamu bukanlah obat, jamu lebih ke preventif dan promotif pencegahan. Jadi, (jamu) meningkatkan daya tahan, imun, kemudian mencegah (penyakit datang),” tegas Heru saat ditemui di Kampoeng Djamu Organik, Kamis (19/07/2018).

Meskipun Heru mengatakan jamu tidak bisa menyembuhkan penyakit, ia tidak sepenuhnya menyalahkan mitos bahwa jamu bisa menyembuhkan penyakit.

Baca juga: Sengsu, Tongseng Jamu, dan Kenyataan Bahayanya

Jamu sebenarnya ada unsur kuratifnya, tapi enggak sekaligus seperti (obat) kimia. Kalau kimia, misalnya demam (diberikan) parasetamol, langsung turun panasnya. Tapi kalau jamu enggak, jamu ngobatinnya tidak langsung,” jelas Heru.

Misalnya saja daun sirsak yang dipercaya dapat menyembuhkan kanker. Padahal sebenarnya, fungsi daun sirsak adalah sebagai pemotong rantai makanan dari sel kanker.

“Sel kanker itu kan butuh makanan, dengan minum jamu (daun sirsak) dia memotong makanannya dan menyebabkan sel kankernya mati,” tutur Heru.

Bisakah minum obat kimia dibarengi minum jamu?

Mitos yang berkembang di masyarakat terkait jamu, secara tidak langsung memicu banyak oknum untuk mencampur jamu dengan bahan kimia lainnya. Tindakan ini sebetulnya sangat berbahaya.

“Jadi sekarang pengerajin jamu itu kan ahlinya jamu. Dia bukan ahli kimia, bukan famasi. Aplikasi kimia itu, kalau kita ke dokter coba, masing-masing orang itu dosisnya beda-beda, nah kalau jamu dikasih kimia sama rata ya ga bisa. Itu semua aturan per individu” ungkap Heru.

Hal ini menimbulkan pertanyaan, dapatkah kita meminum jamu dan obat secara bersamaan?

Menurut Heru, tidak ada yang salah dengan meminum obat dan jamu namun perlu diperhatikan jaraknya.

“Namanya paliatif. Jadi obat dokter kita minum dulu, dua jam kemudian kita bisa minum jamu," ujar Heru.

Dalam beberapa kasus, meminum obat kimia yang diimbangi dengan jamu dapat memberi dampak positif. Misalnya saja, mereka yang memiliki riwayat darah tinggi berpeluang besar berhenti minum obat dari dokter jika diimbangi minum jamu.

"Darah tinggi itu kan enggak bisa berhenti minum obat, dokter kasihnya seumur hidup. Kalau jamu enggak, saat tertentu enggak perlu lagi (minum obat), itu fungsi dari jamu," jelasnya.

Baca juga: Amankah Minum Jamu Godok Tiap Hari?

Terlepas dari perdebatan apakah jamu dapat menyembuhkan penyakit atau tidak, Heru menegaskan pada masyarakat saat ini untuk tetap merutinkan konsumsi jamu.

“Yang sangat penting dari jamu itu preventif, jadi minumlah jamu sebelum sakit. Bukan sakit baru minum jamu.” Tandas Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com