KOMPAS.com - Kasus konflik buaya dan warga di Sorong, Papua beberapa hari terakhir mendapat banyak perhatian publik. Bahkan, kasus ini menarik perhatian beberapa media asing.
Kasus ini bermula ketika seorang warga bernama Sugito tewas diterkam buaya dari penangkaran.
Tewasnya Sugito membuat warga setempat marah dan mengamuk hingga membunuh 292 buaya di penangkaran tersebut.
Untuk itu, Kompas.com meminta tanggapan dari Amir Hamidy, ahli reptil (herpetolog) dari Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI).
Prioritas Keselamatan
Menurut Amir, peristiwa di Sorong perlu dilihat konteks kasusnya.
"Apakah buaya tersebut lepas dari penangkaran atau warga yang memasuki kandang buaya," ujarnya melalui sambungan telepon, Selasa (17/07/2018).
"Jika buaya tersebut lepas dari wilayah penangkaran berarti kelalaian dari pihak pengelola," sambungnya.
Meski begitu, seharusnya penangkaran juga memberikan edukasi terhadap warga tentang keselamatan. Apalagi buaya merupakan hewan yang secara alamiah buas dan berbahaya.
Baca juga: Kok Bisa Buaya yang Ditangkap di Australia Jadi Raksasa? Ahli Menjawab
Amir menjelaskan, kasus ini merupakan peringatan tentang standar keselamatan yang perlu diterapkan dalam penangkaran.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.