Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Fiksi, Mesin “X-ray” Berwarna Sudah Tercipta

Kompas.com - 16/07/2018, 19:36 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Selama ini, foto hasil pemindaian sinar-X (X-ray) identik dengan warna hitam-putih. Namun, terobosan baru yang diciptakan oleh sepasang ayah dan anak dari MARS Bioimaging akan mengubah hal itu.

Phil Butler, seorang profesor fisika, dan anaknya yang seorang profesor bioteknik, Anthony, menciptakan mesin pemindai sinar-X yang dapat merekam foto berwarna dari tubuh manusia.

Mereka menggabungkan teknlogi Medipix yang diciptakan oleh Organisasi Penelitian Nuklir Eropa (XERN) dan alogaritma komputer untuk menghasilkan foto sinar-X yang tiga dimensi dan berwarna.

Perlu Anda ketahui, pemindai sinar-X tradisional bekerja dengan menangkap sinar-X yang ditembakkan ke tubuh manusia.

Baca juga: Pemindai Genggam Deteksi Kanker Payudara Lebih Efektif

Materi yang lebih padat seperti tulang menyerap sinar-X, sedangkan materi yang lebih lembut seperti otot dan jaringan lain membiarkan sinar-X lewat dan mencapai film.

Hasilnya, materi yang lebih padat tergambar putih, sedangkan materi yang lembut tergambar hitam di foto.

Nah, alat yang diciptakan oleh kedua Butler ini tidak merekam sinar-X yang melewati atau terblokir oleh tulang, melainkan tingkat energi yang dipancarkan oleh sinar-X ketika menabrak setiap partikel di dalam tubuh.

Alogaritma kemudian menerjemahkan hasil perekaman tingkat energi ini menjadi foto tubuh, lengkap dengan tulang, otot, dan jaringan-jaringan lainnya. Dengan demikian, dokter dapat melihat kondisi tubuh dengan lebih jelas, termasuk kondisi jaringan dan otot yang melingkupi tulang.

Sejauh ini, pemindai dari MARS telah digunakan dalam berbagai studi, termasuk yang mempelajari kanker dan stroke.

“Dalam semua studi ini, hasil awal yang menjanjikan menunjukkan bahwa ketika pemindai digunakan secara rutin di klinik, diganosis yang lebih akurat dan perawatan yang lebih personal menjadi lebih mudah untuk dicapai,” ujar Anthony Butler kepada CERN, seperti dikutip oleh Science Alert, Jumat (13/7/2018).

Rencananya, para peneliti akan mengujicoba alat ini pada pasien-pasien ortopedi dan rematologi di New Zealand.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com