Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru, Temperatur Saat Berhubungan Intim Pengaruhi Obesitas Anak

Kompas.com - 12/07/2018, 21:09 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Obesitas pada usia anak-anak memang menjadi masalah serius bagi para orangtua saat ini. Hal ini bisa dipahami. Pasalnya, sejumlah penyakit bisa mengintai anak jika kegemukan.

Untuk menyelesaikan masalah ini, para peneliti di ETH Zurich di Swiss memberikan satu usulan baru. Mereka menemukan bahwa temperatur udara ketika berhubungan intim ternyata berkaitan dengan kemungkinan anak mengalami obesitas.

Para peneliti menjelaskan, berhubungan intim saat musim dingin ternyata meningkatkan jumlah lemak coklat pada jaringan sperma.

"Hingga saat ini, kita berasumsi bahwa kondisi tersebut dipengaruhi oleh suhu tubuh selama hidup manusia. Namun penelitian kami juga membuktikan bahwa suhu saat hubungan intim memberikan efek terhadap tingkat jaringan lemak coklat," kata profesor Christian Wolfrum, dari Universitas ETH, seperti dikutip dati Newsweek, Senin (9/7/2018).

Baca Juga: Benarkah Hubungan Intim Bikin Vagina Melar? Dokter Menjelaskan

Dalam sebuah studi, jaringan lemak coklat dianggap lebih bermanfaat daripada jaringan lemak putih.

Sebab, jaringan lemak putih dapat memicu serangan jantung, kanker dan diabetes; sedangkan jaringan lemak coklat dapat membantu manusia membakar kalori di tubuh dan mencegah gangguan metabolisme tubuh. Jaringan ini juga bisa menurun ke anak dan cucu.

Dilansir dari Iflscience, Selasa (10/7/2018), peneliti menganalisis gambar tomografi komputer (CT) dari 8.400 pasien dewasa.

Hasilnya, orang yang lahir antara bulan Juli dan November di belahan bumi utara atau yang berada di kandungan selama musim dingin memiliki kandungan lemak coklat yang lebih banyak daripada orang yang lahir antara bulan Januari hingga Juni.

Uji coba pada tikus

Untuk memastikannya, para peneliti kemudian melakukan uji coba pada tikus di laboratorium.

Sejumlah tikus ditempatkan pada suhu rata-rata atau sekitar 23 derajat celcius, sedangkan kelompok tikus lainnya di suhu delapan derajat celcius. Kedua kelompok tikus dibiarkan untuk kawin.

Hasilnya, tikus jantan yang berada di lingkungan bersuhu dingin selama beberapa hari menghasilkan keturunan dengan kandungan lemak coklat lebih banyak daripada tikus lain.

Berat badan anak tikus jantan tersebut juga tidak naik sebanyak keturunan dari kelompok satunya ketika ditempatkan pada diet tinggi lemak.

Baca Juga: Teknik Baru Tangkal Obesitas, Mengubah Lemak Jelek Jadi Lemak Bagus

Tikus-tikus tersebut juga lebih baik dalam mengatur suhu tubuh mereka dalam kondisi dingin. Hal ini mungkin karena manfaat evolusioner yang timbul dari konsepsi atau perkawinan.

Penelitian yang terbit di jurnal Nature Medicine menjelaskan, suhu lingkungan pada saat pembuahan dapat mengarah langsung ke perubahan epigenetik pada keturunan.

Namun, para peneliti mengingatkan untuk tidak langsung mengambil hasil penelitian mentah-mentah dan berhubungan intim di air dingin. Mereka mengakui masih perlu mendalami korelasi ini lebih jauh.

Lagipula, berendam di air dingin atau berbaring di balok es untuk waktu yang singkat mungkin tidak cukup untuk menghasilkan efek serupa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau