Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik, Ahli Temukan Cara Efektif Hapus Tumpahan Minyak di Laut

Kompas.com - 09/07/2018, 12:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Untuk membersihkan diri dari pencemaran minyak, laut sebenarnya memiliki mikroorganisme yang dapat mengurai. Hanya saja prosesnya berlangsung sangat lama. Sebab itu perlu mekanisme lain yang lebih efisien untuk melakukannya.

Selama ini bila ada minyak tumpah ke laut, misalnya karena kapal tangker menabrak karang kemudian tenggelam, maka petugas akan memasang barikade mengambang dan mengerahkan kapal-kapal kecil untuk menyedot minyak dari permukaan. Namun sayang, solusi ini masih jauh dari sempurna.

Ahli osenaografi Vassilios Mamaloukas-Fragoulis mengatakan, salah satu kendalanya adalah keterbatasan teknologi sehingga tidak bisa menyedot bersih semua minyak.

"Kelemahan utamanya, perimeter mengambang tidak dapat mencegah semua kebocoran minyak. Selalu ada sejumlah kecil minyak yang tidak bisa hilang dengan menggunakan metode mekanis itu," katanya.

Baca juga: Kasus Tumpahan Minyak Balikpapan, Pertamina Kena Sanksi Administratif

Penguraian organik amat lambat

Membersihkan pencemaran minyak amat sulit. Paling tidak karena menunggu mikroorganisme di laut untuk mengurainya pada kecepatan alami terlalu lama. Tapi bagaimana kalau bakteria bisa bekerja cepat? Inilah sasaran riset Eropa dalam proyek yang dikoordinasi Yunani.

"Target utama proyek kami adalah menemukan teknologi baru, untuk meningkatkan bio-degradasi alami yang dimiliki mikroba laut," papar Nicolas Kalogerakis, Profesor teknik biokimia di Technical University of Crete.

"Kami mencapai target itu, dengan rangkaian langkah yang memberikan mikroba semua hal yang diperlukan, agar memakan minyak lebih cepat", imbuh Kalogerakis.

Di Laboratorium para peneliti membuat simulasi kebocoran minyak, untuk menguji metode baru ini.

Mula-mula disemprotkan dari minyak nabati yang mudah terurai, untuk mengurangi tegangan permukaan air. Dengan itu minyak dan air bercampur.

"Menyemprot minyak dengan surfaktan ini, tidak menyebabkan minyak lenyap. Yang dilakukan adalah memecah minyak jadi tetesan lebih kecil. Dan ini bisa diserang oleh mikroorganisme di lingkungan untuk mengurai minyak sepenuhnya," jelas Roger Marchant, ahli bioteknologi mikrobial dari University of Ulster.

Baca juga: Pesut Mati Terdampar di Teluk Balikpapan Diduga akibat Tumpahan Minyak

Rekayasa bakteri alamiah

Bakteri pemakan minyak tidak perlu diciptakan, karena biasanya muncul di setiap laut yang memiliki pencemaran minyak. Tapi para ilmuwan ingin membantu bakteri ini tumbuh dan bereproduksi lebih cepat.

"Caranya, kami mengambil sampel air yang tercemar dari laut dan membudidayakan bakteri dari air itu di laboratorium. Jika kami sudah menumbuhkan biomassa besar bakteri pemakan minyak, kami semprotkan kembali ke cemaran minyak. Dengan itu kami mempercepat proses alami dari pembersihan diri laut", papar pakar mikrobiologi laut Michail Yakimov

Untuk merangsang rasa lapar bakteri pada minyak, para peneliti menambahkan fosfor dan nitrogen ke dalam campuran. Mereka menemukan partikel cerdas baru, yang melepas nutrisi dengan tepat jika diperlukan di laut yang tercemar.

"Jika bakteri berada di laut, ada kebutuhan nutrisi, misalnya fosfor and nitrogen," jelas 
pakar mikrobiologi lingkungan  Philippe Corvini.

"Jadi kami menyuplai nutrisinya langsung ke bakteri, agar bisa mengurai minyak lebih efisien lagi," imbuh rekannya pakar bioklimia Patrick Shahgaldian.

Bakteri memakan minyak, plankton makan bakterinya, dan dengan begitu rantai makanan di laut berlanjut. Cara alami membersihkan bocoran minyak ini, dalam waktu dekat akan digunakan dalam skala besar untuk membantu menangani bencana lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com