Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hewan Pertama di Bumi Ikut Bertanggung Jawab pada Pemanasan Global

Kompas.com - 06/07/2018, 11:33 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemanasan global adalah isu hangat yang terus dibicarakan saat ini dan sudah pernah dialami sekitar 520 juta tahun. Menurut temuan terbaru, salah satu pemicunya adalah evolusi hewan-hewan pertama di Bumi.

Tidak ada yang menduga, penyebab pemanasan global ratusan juta tahun lalu adalah hewan kecil mirip cacing dan serangga, yang melakukan bioturbasi di dasar laut.

Kebiasaan para hewan menggali dasar laut di masa lalu telah memicu pelepasan karbon dioksida yang mengubah atmosfer dan pada akhirnya menyebabkan pemanasan global. Meski begitu, pergerakan pemanasan global di masa lalu tidak secepat dan sekuat saat ini.

"Seperti cacing di taman, makhluk kecil di dasar laut tersebut menggali, mencampur, dan memecah material organik mati di dasar laut. Proses ini disebut bioturbasi," kata Tim Lenton, ilmuwan dari Universitas Exeter, dilansir Science Alert, Selasa (3/7/2018).

Baca Juga: 7 Tragedi Kesehatan yang Disebabkan oleh Pemanasan Global

"Efek penggalian dari hewan itu begitu besar pada lingkungan. Seluruh dasar samudera di Bumi berubah," imbuh Lenton.

Temuan yang melibatkan ilmuwan gabungan dari Universitas Exeter, Leeds and Antwerp, dan the Vrije Universiteit di Brussel menggunakan perhitungan matematis untuk mencari tahu apakah hewan pertama yang muncul di muka Bumi memengaruhi pemanasan global.

Sebelum hewan kecil tiba-tiba muncul, seluruh dasar laut dipenuhi mikroba yang tidak mengganggu.

Cacing dan serangga bawah laut mengubah segalanya. Mereka gemar menggali dasar laut yang kaya akan nutrisi dan oksigen.

Dalam laporan yang terbit di jurnal Nature Communications, Senin (2/7/2018), ketika hewan kecil itu memakan dan memproses bahan organik, mereka menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan cukup untuk memengaruhi keseimbangan oksigen di atmosfer.

Meski lubang yang digali tidak terlalu dalam, hanya satu sampai tiga sentimeter, dan masih jauh berbeda dengan hewan laut modern yang menggali 10 kali lebih dalam, namun perilaku ini sukses mengacaukan keseimbangan.

"Evolusi hewan-hewan kecil ini mampu menurunkan oksigen di lautan dan atmosfer, dan meningkatkan tingkat karbon dioksida atmosfer secara signifikan yang menyebabkan pemanasan global," kata Benjamin Mills, dari Universitas Leeds.

"Kami yakin pemanasan global pertama terjadi pada titik ini dalam sejarah Bumi. Namun kami tidak pernah menyangka hal tersebut disebabkan oleh binatang kecil," tambahnya.

Sejumlah bukti pemanasan global

Faktanya, dalam penelitian tersebut ada keterkaitan dari semua faktor yang cocok. Mulai dari kemunculan hewan di muka bumi, bioturbasi, penipisan oksigen, dan data peningkatan karbon dioksida.

Begitu juga dengan penyebab kepunahan massal pada periode Cambrium dan periode awal Ordovisium yang keduanya dikaitkan dengan penipisan kadar oksigen di lautan.

Lenton mengatakan, peristiwa ratusan tahun lalu tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi sekarang. Bedanya hanya pada pelakunya.

Baca Juga: Matahari Meredup pada 2050, Apa Efeknya bagi Pemanasan Global?

"Ada suatu kemiripan yang menarik, antara perilaku hewan yang pertama kali muncul terhadap Bumi dan dan apa yang dilakukan manusia sekarang terhadap planet kita," katanya.

"Kita telah menciptakan dunia yang lebih panas dengan membuat laut anoxia atau kekurangan oksigen, dan ini berdampak buruk bagi kita dan makhuk hidup lain di Bumi," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com