Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Asteroid, Oumuamua Ternyata Sebuah Komet

Kompas.com - 04/07/2018, 12:31 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim astronom gabungan dari berbagai negara menemukan beberapa bukti yang mengindikasikan bahwa Oumuamua adalah sebuah komet antar bintang, bukan asteorid.

Saat Oumuamua memasuki tata surya pada Oktober 2017 lalu, ia memiliki kecepatan yang sangat lambat dan diduga kuat sebagai asteroid.

Berdasar pengamatan 1 Juni 2018, para astronom dari European Space Agency, melihat adanya peningkatan kecepatan dalam laju Oumuamua, yakni sekitar 114 ribu kilometer/jam. Ini artinya, Oumuamua kemungkinan besar adalah komet.

Dalam laporan yang terbit di jurnal Nature, Rabu (27/6/2018), gerakan Oumuamua yang lambat pada bulan Oktober itu disebabkan oleh tarikan gravitasi matahari.

Baca juga: Batu atau Kapal Alien? Para Astronom Selidiki Asteroid Oumuamua

Penjelasan paling mungkin, Oumuamua adalah sebuah material yang terlontar dari permukaan benda langit yang disebabkan oleh pemanasan matahari. Dalam dunia astronomi, peistiwa seperti itu disebut outgassing.

Dorongan saat terlontar ini dianggap memberikan dorongan kecil namun stabil, sehingga membuat Oumuamua meluncur ke luar dari tata surya lebih cepat dari yang diperkirakan.

Outgassing adalah ciri khas dari komet dan bertentangan dengan penjelasan sebelumnya yang menganggapnya sebagai asteroid antar bintang.

"Kami pikir ini adalah komet yang kecil dan aneh," kata Marco Micheli, ahli dari European Space Agency, dikutip dari Xinhua.net, Kamis (28/6/2018).

"Kita bisa melihat dalam data bahwa dorongannya semakin kecil dan semakin jauh dari Matahari, dan ini ciri khas komet," tambahnya.

Saat komet terpanggang Matahari, biasanya ia akan mengeluarkan debu dan gas dan membentuk awan berbentuk koma dengan ekor yang khas.

Meski demikian, tim astronom tidak mendeteksi adanya bukti visual peristiwa outgassing.

"Kami tidak melihat ada debu, koma, atau ekor dan ini sangat aneh," kata Karen Meech dari University of Hawaii. Meedch adalah koordinator tim karakterisasi saat penemuan Oumuamua tahun 2017.

Baca Juga: Asteroid Alien Oumuamua Ternyata Lebih Unik dari Perkiraan Sebelumnya

"Kami menduga, Oumuamua mungkin mengeluarkan butiran debu dengan ukuran besar dan kasar," kata Meech.

Sementara itu, tim astronom berspekulasi bahwa butiran debu kecil yang menghiasi permukaan sebagian besar komet, terkikis saat Oumuamua melakukan perjalanan di ruang antar bintang sehingga hanya menyisakan partikel yang lebih besar.

Partikel debu tersebut tidak akan cukup terang untuk terdeteksi oleh teleskop milik para astronom.

Dilansir IBTimes, Jumat (29/6/2018), NASA menjelaskan, para astronom tidak dapat memperkirakan secara persis seperti apa bentuk Oumuamua. Mereka menduga, bentuknya kemungkinan seperti cerutu.

NASA juga tidak dapat menjelaskan benda itu terbuat dari apa. Ada spekulasi, Oumuamua dilapisi lapisan kaya karbon berbahan lunak dan berwarna merah pekat akibat radiasi yang telah dilaluinya.

Seberapa cepat benda itu bergerak, masih menjadi misteri, menurut NASA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com