Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kanguru "Mabuk" di Australia, Petugas Sebut Penyebabnya Rumput

Kompas.com - 22/06/2018, 12:32 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Petugas penyelamat satwa liar yang menanggapi laporan kanguru "mabuk" di kawasan Victoria meyakini bahwa penyabab kasus tersebut adalah tanaman yang umum ditemukan di padang rumput.

Michelle Mead, dari Penyelamatan Satwa Liar dan Jaringan Informasi Victoria Central, mengatakan bahwa layanannya telah menerima sejumlah laporan dari anggota masyarakat yang kasihan saat melihat kanguru yang mengalami disorientasi.

"Mereka terhuyung-huyung ke sana kemari, mereka menggelengkan kepala, dan terlihat sangat bingung dan linglung," kata Michelle Mead.

Sebuah rekaman yang diunggah ke internet menunjukan seekor kanguru yang terjatuh dan berjuang untuk mengendalikan diri sendiri.

Michelle Mead mengatakan dampak penyakit ini pada kanguru menyerupai seseorang yang berada di bawah pengaruh alkohol. Karena itulah banyak orang menjuluki kasus ini sebagai kanguru mabuk.

Karena Rumput

Para pekerja satwa liar mengatakan bahwa hewan-hewan itu benar-benar mabuk dan kemungkinan penyebabnya adalah sejenis tanaman rumput.

Rumput yang dimaksud dikenal sebagai phalaris atau bulosa-kenari rumput. Spesies tanaman ini sangat umum tumbuh di padang rumput dan sering digunakan untuk memberi makan ternak.

Kanguru yang memakan rumput itu dapat mengembangkan kondisi yang dikenal sebagai "phalaris staggers". Kondisi tersebut menyebabkan tremor kepala, hilangnya koordinasi, dan terjatuh.

Sayangnya, tidak ada obat yang diketahui untuk staggers phalaris pada kanguru.

Baca juga: Terungkap, Perhiasan Tertua di Australia adalah Tulang Hidung Kanguru

Michelle Mead menjelaskan bahwa seluruh hewan yang memakan rumput phalaris rentan terhadap penyakit tersebut.

"Bagi para petugas penyelamat yang melakukan upaya penyelamatan ini, hal itu juga cukup menyedihkan bagi mereka, karena sangat kasihan melihat binatang seperti itu," katanya.

Makanan ternak

Sementara rumput phalaris digunakan untuk memberi makan ternak, petani dapat memberikan obat cobalt kepada hewan mereka atau menyemprotkan mineral di padang rumput mereka.

Langkah ini bisa menjadi cara untuk melindungi hewan dari efek phalaris.

Namun, obat tersebut tidak bisa diberikan pada kanguru. Inilah yang membuat hewan berkantung itu rentan terhadap keracunan.

Apalagi, rumput yang tidak diolah bisa menyebar di luar garis pagar petani dan ke pinggir jalan. Rumput-rumput tersebut bisa dimakan oleh kanguru tanpa ada yang mengawasi.

Dokter hewan ternak di Hamilton David Rendell mengatakan dia telah melihat beberapa kasus hewan yang terhuyung-huyung karena phalaris selama karirnya.

Sindrom itu lebih umum terjadi di daerah dengan tanah batu kapur, yang mengandung lebih sedikit cobalt daripada tanah basalt, kata Dr Rendell.

Dr Rendell mengatakan Phalaris yang menyebabkan hewan terhuyung-huyung juga lebih umum ketika pertumbuhan rumput subur terjadi.

Itu karena hewan mencerna lebih sedikit tanah, dan karena itu kurang kobalt, di daerah-daerah tersebut.

Michelle Mead mendesak anggota masyarakat yang melihat kanguru yang linglung untuk menghubungi tempat penampungan satwa liar lokal mereka.

"Sayangnya, kanguru tidak selalu mendapat perhatian besar," katanya.

"Mereka telah banyak menderita akibat dampak dari aktivitas manusia... dan itulah sebabnya mengapa kami memiliki sedikit tugas perawatan untuk merawat mereka," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau