Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajaran Penting dari Gempa Osaka Berkekuatan M 6,1 untuk Indonesia

Kompas.com - 19/06/2018, 17:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Senin (18/6/2018), kota Osaka, Jepang, diguncang gempa tektonik berkekuatan M 6,1 pada pukul 7.58 waktu setempat.

Guncangannya dirasakan sangat kuat mencapai skala intensitas 6 (Japanese Seismic Intensity Scale), menjadi gempa terkuat yang dirasakan di Osaka Utara sejak 1923.

Menurut Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, gempa Osaka merupakan gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif. Hal ini berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.

Terkait gempa merusak di Osaka Utara yang dipicu sesar aktif dengan jalur dekat perkotaan, ada pelajaran penting yang dapat kita ambil. Daryono mengingatkan, banyak kota besar di Indonesia yang letaknya berdekatan bahkan dilewati jalur sesar aktif.

Baca juga: Gempa di Osaka Telan 4 Korban Jiwa, 500 Sekolah Rusak

Tentang gempa Osaka

Episenter gempa Osaka terletak pada koordinat 34,833 Lintang Selatan dan 135,612 Bujur Timur di kawasan Takatsuki Osaka Utara, pada kedalaman hiposenter 13 km.

Gempa ini dikabarkan membuat listrik padam, merusak jalur pipa air bersih dan gas di Prefektur Osaka. Beberapa bangunan dilaporkan mengalami kerusakan sedang hingga berat. Setidaknya 4 orang meninggal dunia dan 370 orang lainnya menderita luka-luka.

Seperti disebutkan di atas, gempa ini merupakan gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif.

"Secara tektonik distrik Kansai memang terdapat beberapa jalur sesar aktif yang dapat memicu gempa dangkal, seperti jalur Sesar Uemachi (Uemachi fault belt), Sesar Arima Takatsuki (Arima Takatsuki fault belt), dan Sesar Ikoma (Ikoma fault belt)," ujar Daryono melalui siaran pers yang diterima Kompas.com Selasa (19/6/2018).

Hingga saat ini belum disebutkan sesar aktif mana yang membangkitkan gempa Osaka, karena kompleksitas tektonik regional.

"Meski perlu kajian lanjut untuk menentukan sesar pembangkit gempa, ada dugaan gempa ini berasosiasi dengan sistem jalur sesar yang pernah membangkitkan gempa Kobe 1995 yang menewaskan sekitar 6,400 orang. Zona sesar Arima-Takatsuki, yang jalurnya paling dekat episenter gempa Osaka Utara ini dalam catatan sejarah pernah memicu gempa dahsyat Keicho-Fushimi pada 1596 dengan kekuatan M 7,5," terangnya.

Baca juga: Gempa Sumenep Bantah Mitos Tentang Pulau Madura

Pelajaran untuk Indonesia

Terkait gempa Osaka dengan Indonesia, kita tahu banyak kota besar di Indonesia yang letaknya berdekatan bahkan dilewati jalur sesar aktif.

Pulau Jawa memiliki banyak sesar aktif berdekatan dengan kota besar. Sebagai contoh, jalur sesar Lembang yang sangat dekat dengan kota Bandung, sesar Cimandiri yang melintas dekat kota Sukabumi, sesar Opak yang jalurnya dekat kota Yogyakarta, sesar Semarang yang berada dekat kota Semarang, juga sesar Kendeng dan sesar RMKS yang jalurnya dekat kota Surabaya.

Di luar Jawa, kita juga dapat menjumpai jalur sesar berdekatan dengan kota besar, seperti sesar Palu-Koro yang membelah kota Palu, kota Sorong yang berdampingan dengan Sesar Sorong, dan kota Gorontalo yang dilalui Sesar Gorontalo.

Daryono mengatakan, masih banyak kota besar di Indonesia yang berdekatan dengan jalur sesar aktif selain yang telah disebutkan di atas.

"Kota-kota yang berdekatan atau dilalui jalur sesar aktif, wajib hukumnya untuk terus-menerus melakukan edukasi mitigasi gempabumi," kata Daryono.

Baca juga: Sisa Lahar Purba dan Gempa Ungkap Jejak Peradaban Mataram Kuno

"Mitigasi struktural perlu digalakkan dengan cara membangun bangunan rumah tahan gempa, dan mitigasi non struktural dengan cara meningkatkn kapasitas masyarakat dalam memahami gempa dan bagimana cara untuk selamat saat terjadi gempa," tegasnya.

Menurut Daryono, dengan membekali diri lewat edukasi mitigasi maka kita dapat menyelamatkan kita dari ancaman bencana gempa bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com