Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Hewan Jadi Nokturnal untuk Hindari Manusia, Ini Dampaknya

Kompas.com - 16/06/2018, 18:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek


KOMPAS.com - Studi terbaru menunjukkan banyak hewan di seluruh dunia mengubah kebiasaan tidurnya dan menjadi hewan nokturnal atau hewan yang aktif di malam hari.

Studi yang terbit dalam jurnal Science, Jumat (15/6/2018) menduga para hewan melakukannya untuk menghindari manusia.

"Banyak hewan takut manusia. Kita dianggap besar, berisik, dan berbahaya. Sebab itu mereka memilih menjadi hewan nokturnal untuk menghindari kita," kata ahli ekologi Kaitlyn Gaynor dari Universitas California, Berkeley kepada Newsweek, Jumat (15/6/2018).

Menurut Gaynor, keterbatasan ruang gerak satwa liar juga menjadi alasan untuk mengubah pola waktu beraktivitas mereka.

Baca juga: Seperti Manusia, Hewan Juga Bisa Berkomunikasi dengan Spesiesnya

Kesimpulan ini didapat Gaynor dan timnya setelah mereka menganalisis 76 penelitian yang melibatkan 62 spesies.

Dari data ini terbukti hewan yang tinggal dekat pemukiman manusia cenderung lebih aktif di malam hari dibanding spesies yang hidup jauh dari manusia.

Menurut Gaynor dan timnya, spesies yang 50 persen hidup diurnal (aktif di siang hari) akan menjadi 68 persen nokturnal karena hidup berdekatan dengan manusia.

Satwa liar menghindari berbagai "gangguan" yang ditimbulkan manusia, termasuk orang-orang yang berisik, pembangunan infrastruktur, perburuan, dan perampasan habitat satwa.

Dalam laporannya, kegiatan seperti pendakian gunung dan bersepeda di alam liar juga tergolong aktivitas yang dihindari hewan.

"Kita mungkin berpikir kegiatan di alam tidak meninggalkan jejak, namun ternyata kehadiran kita dapat menimbulkan konsekuensi bagi hewan," ujarnya.

Ini artinya, semua hewan hanya ingin menghindari manusia terlepas dari niat manusia tersebut.

Studi Gaynor ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang mengungkap aktivitas manusia memengaruhi perilaku hewan, meski kegiatan kita tidak membahayakan.

Hal tersebut pernah disampaikan dalam studi tahun 2003 yang menemukan hewan mengalami stres karena berada di jarak 100 meter dari para pendaki gunung atau para downhiller yang suka bersepeda menghindari pohon dan bebatuan di alam liar.

Baca juga: Begini Tampilan Dunia Dilihat dari Mata Berbagai Hewan

Perubahan perilaku menjadi hewan nokturnal bisa memiliki efek samping yang bersifat ekologis suatu saat nanti.

Gaynor mencontohkan, pemburu yang aktif di malam hari akan sangat mungkin mendapatkan hewan buruan lebih banyak. Hal ini akan menyebabkan pergeseran keseimbangan populasi dari satu spesies ke spesies lain.

Selain itu, bila hewan beradaptasi menjadi hewan nokturnal, mereka akan kesulitan mencari makan, berburu, dan kawin dalam kegelapan.

"Sangat penting untuk memperhatikan aktivitas kita dapat berdampak bagi perilaku hewan dan habitatnya. Kita semua harus ingat, kita berbagi planet untuk hidup berdampingan dengan spesies lain," tegas Gaynor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com