Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Ungkap Rahasia Tanjakan di Bukit yang "Melawan" Gravitasi

Kompas.com - 15/06/2018, 20:05 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di dunia ini, ada banyak bukit yang seakan-akan melawan hukum gravitasi. Bukit Confusion di Amerika Serikat dan bukit Magnetic di Kanada, misalnya. Di bukit-bukit, bola dan roda seakan-akan bisa menggelinding ke atas dengan sendirinya.

Fenomena ini juga terlihat dalam sebuah rekaman video milik Youtuber di Amerika. Sebuah bola yang diletakkan di ruas jalan persimpangan McKinney di Pennsylvania terlihat menggelinding ke arah puncak bukit dan bukan ke kaki bukit.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Dalam artikel yang dimuat di Sciencealert, Rabu (13/6/2018), para ahli menjelaskan bahwa fenomena-fenomena semacam ini ternyata hanya ilusi optik.

Baca Juga: Video Langka Tampilkan Ubur-ubur Misterius yang Mirip Kantong Plastik

"Lereng itu tampak miring dengan cara tertentu sehingga Anda merasa seperti menanjak," kata Brockk Weiss, fisikawan material dari Universitas Negeri Pennsylvania kepada Discoveries  and Breakthroughs in Science pada 2006 lalu.

"Anda sebenarnya memang sedang menurun, meskipun otak memberi kesan bahwa Anda menanjak," tambahnya.

Sementara itu, seorang psikolog bernama Rob Macintosh dari Universitas Edinburgh, mengatakan kepada Science Channel, bahwa fenomena itu disebabkan oleh garis cakrawala dan latar belakang perbukitan.

Garis cakrawala tidak utuh tertangkap oleh mata kita dan menimbulkan ilusi optik. Mata kita tidak menemukan titik acuan yang tepat sehingga mengaburkan cara pandang kita terhadap kondisi lereng bukit tersebut.

Macintosh melakukan uji coba di bukit "misterius" yang terdapat di Aryshire, Skotlandia.

"Lanskap lereng bukit miring dan beberapa jalan juga miring ke arah yang sama, tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit, hal ini membuat lereng relatif miring ke arah berlawanan," katanya.

Baca Juga: Catatan Misterius Laskar Perempuan Mangkunagaran

Dalam sebuah penelitan pada tahun 2003, para peneliti di Universitas Padova dan Pavia, Italia, juga mengungkapkan bagaimana cakrawala mempengaruhi perspektif manusia.

Para peneliti membuat miniatur bukit-bukit "misterius" di seluruh dunia. Para sukarelawan diminta untuk melihat miniatur bukit tersebut melalui lubang yang memberi perspektif kepada peserta seakan benar-benar berada di lokasi bukit tersebut.

Lalu, para peneliti mengotak-atik cakrawala dalam miniatur tersebut untuk melihat pengaruh cakrawala terhadap perspektif relawan terkait kemiringan lereng.

Mereka mengungkapkan bahwa tanpa cakrawala yang nyata, tanda-tanda seperti pohon dan penanda jalan bisa mengecoh otak para sukarelawan.

"Kami menemukan bahwa kemiringan yang dirasakan tergantung pada ketinggian cakrawala yang terlihat; bahwa kemiringan permukaan cenderung diremehkan relatif terhadap bidang horizontal; dan ketika didahului, diikuti, atau diapit oleh lereng menurun curam, bentangan yang sedikit menurun dianggap sebagai menanjak," tulis para peneliti di Psychological Science.

"Efek visual (dan juga psikologis) dalam percobaan kami ternyata sejalan dengan yang dialami di lokasi. Setelah para partisipan menyelesaikan tugasnya, kami menaruh gulungan pita kamera pada bukit-bukit yang salah dipersepsikan. Benda itu bergerak melawan hukum gravitasi dan membuat partisipan terkejut," tulis mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com