Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Tewaskan 122 Paus Minke Bunting Atas Nama "Penelitian Ilmiah"

Kompas.com - 30/05/2018, 13:31 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com — Kapal-kapal penelitian Jepang menewaskan sekitar 333 paus minke Antartika selama perburuan tahunan pada musim panas tahun lalu.

Kabar buruknya, 122 di antaranya merupakan paus induk yang sedang bunting.

Dalam laporan yang dirilis oleh Komisi Penangkapan Paus Internasional (ICW), ekspedisi tersebut dilakukan untuk "penelitian ilmiah". Tak hanya itu, kapal-kapal ini juga melakukan pembantaian terhadap 114 paus anakan (belum dewasa).

Menurut laporan tersebut, para peneliti melakukan ekspedisi untuk mendapatkan data tentang usia, ukuran, dan isi perut paus minke di Laut Selatan antara Australia dan Antartika.

Ekspedisi tersebut melibatkan penembakan paus dengan tombak granat, yaitu metode pembunuhan kontroversial yang menghasilkan kematian instan.

Selanjutnya, paus yang dibunuh diangkut ke atas kapal dan peneliti memotongnya ditempat.

Meski mendapat kecaman internasional, Jepang bersikeras melakukan perburuan paus musim panas tahunan.

Dirangkum dari The Sydney Morning Herald, Selasa (29/05/2018), Jepang mengklaim bahwa mereka harus mendapatkan isi perut ikan paus "untuk memperkirakan komposisi dan konsumsi mangsa".

Ketebalan lemak, berat, dan lingkar perut konon diperlukan untuk mempelajari kondisi gizi hewan. Tak hanya itu, bagian tubuh dan organ ditimbang menggunakan timbangan gantung elektronik dan pengukuran tengkorak diambil menggunakan calliper besar.

Sementara untuk mengukur usia, Jepang menyebut bahwa hanya "metode sampling mematikan" yang memadai. Itu karena para peneliti harus memeriksa tingkat sumbatan kotoran telinga yang terakumulasi di telinga paus seumur hidupnya.

Manajer Program Senior Humane Society International Alexia Wellbelove mengatakan, pembunuhan terhadap 122 paus bunting adalah "statistik mengejutkan dan dakwaan yang menyedihkan atas kekejaman perburuan paus Jepang".

"Ini merupakan demonstrasi (penangkapan paus) berlebihan, jika diperlukan, dari sifat yang benar-benar mengerikan dan sebenarnya tidak perlu melakukan operasi penangkapan paus dengan cara ini," ungkap Wellbelove.

Baca juga: Lagi, Paus Sperma Mati Akibat 29 Kilogram Plastik di Perutnya

"Terutama ketika ada cara survei yang tidak mematikan dan telah terbukti cukup untuk kebutuhan ilmiah," sambungnya.

Menurut Wellbelove, tanpa cara perburuan tersebut, paus telah menghadapi ancaman seperti polusi laut dan penangkapan komersial.

Dilansir dari Live Science, Selasa (29/05/2018), Mahkamah Internasional telah memutuskan bahwa program penangkapan paus Antartika oleh Jepang ini ilegal pada 2014.

Namun, dalam laporan The Maritime Executive pada 2015, bukannya membatalkan program tersebut, Jepang justru menarik pengakuannya dari pengadilan sebagai penengah perselisihan perburuan paus.

Bahkan, Jepang berencana melakukan penangkapan 4.000 paus tambahan dalam 12 tahun ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com