Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Merapi Erupsi Freatik Lagi? Ahli Jelaskan

Kompas.com - 21/05/2018, 11:59 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Gunung merapi kembali mengeluarkan erupsi freatik, Senin (21/5/2018).

Hingga berita ini ditayangkan, terjadi dua kali erupsi freatik Merapi. Pertama, pada pukul 1.25 WIB, letusan berlangsung selama 19 menit dengan tinggi kolom 700 menit.

Letusan susulan terjadi pada 9.38 WIB dengan tinggi kolom letusan 1,200 meter dan berlangsung selama 6 menit.

Terkait dengan erupsi freatik yang kembali terjadi, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan erupsi freatik disebabkan oleh kontak antara uap air dengan magma panas.

Baca juga: Surono: Merapi Selalu Jujur, Tidak Mungkin Meletus Tanpa Tanda

"Mekanismenya erupsi freatik disebabkan adanya kontak panas dengan uap air," jelas Hanik yang dihubungi KOMPAS.com lewat sambungan telepon, Senin (21/6/2018).

Air sendiri tidak selalu berasal dari luar gunung merapi. Apalagi mengingat beberapa hari ini tidak terjadi hujan di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

"Air tidak harus dari luar, artinya ada kantung air yang di dalam (Merapi). Kemarin memang ada hujan sedikit, tapi tidak pengaruh," sambungnya.

Sejarah Erupsi Freatik

Hanik menjelaskan, erupsi freatik merupakan salah satu karakter dari Gunung Merapi. Di mana setelah terjadi erupsi besar akan terjadi erupsi freatik beberapa kali.

Saat Merapi melakukan erupsi besar, seperti erupsi 1872, 1930, dan sebagainya, beberapa tahun kemudian Merapi akan mengeluarkan erupsi freatik seperti saat ini.

"Ada kemungkinan mengarah ke (erupsi) magmatik, tetapi ya, tetapi sampai saat ini tanda-tanda untuk aktivitas magmatik belum ada," tegasnya.

Baca juga: Tanpa Pertanda, Lazimkah Letusan Freatik Gunung Merapi?

Status normal, Masyarakat Tetap Waspada

Meski Merapi mengeluarkan erupsi freatik, pihaknya memastikan hingga saat ini tidak ada tanda-tanda akan terjadi erupsi magmatik atau keluarnya magma.

"Tanda-tandanya (erupsi magmatik) belum terlihat hingga saat ini. Jadi yang hari ini terjadi benar-benar hanya erupsi freatik," ujarnya.

"Hanya tetap jarak 2 kilometer dari kawah tidak boleh ada aktivitas," imbuhnya.

Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan BPPD agar menghimbau masyarakat tetap dapat melakukan aktivitas seperti semula. "Tapi tetap waspada," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau