Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/05/2018, 20:06 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber Time

KOMPAS.com – Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis strategi untuk menghilangkan lemak trans dari produksi makanan di seluruh dunia dalam waktu lima tahun ke depan.

Langkah ini diambil dalam usaha untuk meminimalkan penyakit-penyakit kronis, karena berdasarkan perkiraan WHO, lemak trans dalam makanan yang digoreng dan dipanggang menyebabkan penyakit jantung yang merenggut 500.000 nyawa setiap tahunnya.

Walaupun terdengar terlalu ambisius, WHO meyakini bahwa hal ini bisa tercapai dalam waktu lima tahun.

Pasalnya, usaha untuk mengurangi lemak trans telah dilakukan oleh Amerika Serikat dan 40 negara berpenghasilan tinggi lainnya. Denmark sendiri menjadi contoh negara yang telah berhasil mengeliminasi lemak trans sejak 15 tahun yang lalu.

Baca juga: Kemana Sih Perginya Lemak Saat Berat Badan Kita Turun?

Kini, tugas WHO adalah mendorong negara berpenghasilan rendah dan tinggi untuk ikut bergabung dalam perang melawan lemak trans.

Untuk mencapainya, para pakar meyakini bahwa langkah pertama yang harus diambil oleh negara-negara adalah menciptakan aturan atau regulasi yang membatasi penggunaan lemak trans dalam industri makanan.

Perlu Anda ketahui, lemak trans yang dibuat dengan menambahkan hidrogen ke dalam minyak sayur sering kali digunakan dalam industri makanan karena lebih tahan lama dan membuat frosting pada cupcake lebih creamy.

Selain yang sengaja dibuat, trans fat juga ada secara alami pada daging dan produk susu.

Namun, WHO merekomendasikan agar lemak trans tidak lebih dari satu persen asupan kalori. Untuk itu, mereka menyarankan agar industri makanan mengganti lemak trans yang berbahaya dengan minyak yang lebih sehat.

Mereka menilai bahwa pergantian dari lemak trans ke minyak yang lebih sehat, seperti minyak canola, tidak akan menganggu kualitas makanan maupun menimbulkan biaya besar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Time
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com