KOMPAS.com - Peneliti selama ini bertanya-tanya, mengapa ikan-ikan yang hidup di laut dalam punya karakteristik berbeda dengan rekan-rekannya di perairan yang lebih dangkal.
Ikan-ikan laut dalam cenderung bertubuh gelap. Beberapa di antaranya bahkan mampu berevolusi menjadi lebih hitam lagi dari warna awal mereka.
Rupanya itu bukanlah tanpa sebab. Warna gelap merupakan bentuk adaptasi mereka untuk bertahan hidup.
Baca juga : Keren atau Ngeri, Ikan Ini Berpendar dalam Gelap Ketika Dipotret
Tipuan optik memang diperlukan dalam kegelapan laut dalam. Hal tersebut karena makanan sangat langka disana, sehingga semua mahluk adalah menu makanan.
Tak heran berbagai ikan yang hidup di laut dalam mengembangkan kemampuan agar tidak terlihat oleh mangsa mereka. Bahkan, beberapa berevolusi menjadi berwarna lebih hitam dibandingkan sebelumnya.
Salah satunya adalah ikan viper atau chauliodus. Ikan laut dalam ini berevolusi menjadi semakin hitam. Ya, lebih hitam dari warna hitam. Kehadiran mereka di depan mata kita mungkin hampir tidak akan pernah terlihat.
"Ketika Anda melihat mereka, terutama di dalam air, mereka seperti lubang di alam semesta," kata Sönke Johnsen, ahli biologi kelautan dari Duke University.
"Pada dasarnya, Anda harus menyedot setiap lampu sorot yang mengenai Anda untuk melihat mereka," tambahnya.
Kini, ilmuwan telah berhasil mempelajari bagaimana ikan viper ini berevolusi menjadi lebih hitam.
Merkea mempresentasikan hasil temuannya dalam pertemuan tahunan Society for Interative and Comparative Biology yang digelar Januari lalu.
Baca juga : Zona Laut Baru Ditemukan, Isinya Ikan-ikan Misterius
Rupanya, beberapa ikan super hitam bisa menyerap cahaya hingga 99,9%. Dengan kata lain, hanya satu dari seribu foton atau partikel pembawa cahaya yang tidak terserap.
Tim peneliti menemukan bahwa untuk menyerap semua cahaya yang mengenai mereka, ikan tidak hanya memiliki banyak pigmen hitam, tetapi juga struktur nano kompleks pada permukaan kulit.
Struktur ini menangkap foton yang mengenai tubuh ikan dan menyerap hampir semua cahaya.
Sebaliknya, jika kulit ikan sederhana dan halus, cahaya akan langsung memantul ke mata predator yang lapar.
Temuan ini menjadi menarik karena mungkin berpotensi untuk digunakan dalam mengembangkan berbagai inovasi teknologi, misalnya kamera, teleskop serta panel surya yang lebih baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.