Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Teman Sejati Kita? Studi Baru Ungkap Jawaban Tak Terduga

Kompas.com - 04/05/2018, 20:26 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berapa teman Anda sekarang? Mungkin ada yang menjawab sampai ratusan.

Wajar sebab interaksi sosial tiap harinya mempertemukan kita dengan banyak orang yang akhirnya menjadi teman.

Namun bagaimana jika pertanyaan yang diajukan begini: berapa teman sejati kita?

Studi terbaru ternyata mengungkap jawaban mengejutkan soal itu dan mungkin bisa membantu Anda mempertimbangkan soal makna pertemanan.

Dirangkum dari Science Alert, para ahli dari MIT melibatkan 84 responden dengan rentang usia 23 hingga 38 tahun dalam sebuah penelitian.

Peneliti lantas mengamati pola hubungan para peserta yang kebetulan tergabung dalam kelas bisnis manajemen.

Mereka diminta untuk memberi nilai terhadap masing-masing rekan di kelas. Rentangnya dari 0 hingga 5. 0 untuk menandai kita tidak mengenalnya.  3 berarti teman. Lalu, 5 berarti kita menganggap dia sahabat terbaik.

Rupanya, hampir 94 persen partisipan menginginkan mereka juga dianggap teman baik oleh peserta lain. Kenyataannya, cuma 53 persen responden yang mengganggap seperti demikian.

Dengan kata lain, menurut temuan yang terbit dalam Jurnal PLos One pada tahun 2016 lalu, teman yang kemungkinan jadi sahabat terbaik sebenarnya cuma separuh dari total teman keseluruhan.  

Baca juga : Tak Hanya Rahasia, Anda Juga Berbagi Gelombang Otak dengan Sahabat

Dengan jumlah sampel yang kecil, penelitian ini boleh dikatakan masih perlu dikaji lagi. Kendati demikian, penelitian serupa yang menggunakan sampel lebih banyak juga menunjukkan hasil serupa.

Dengan sampel yang lebih banyak yakni 92 ribu orang, hasilnya juga menyatakan bahwa hanya 34 sampai 53 persen peserta yang mendapuk responden lain sebagai teman baik.

Ternyata, ini berkaitan dengan prinsip, “Kami menyukai Anda, sebaliknya Anda pun mesti menyukai kami”.

Seharusnya, persahabatan sejati mesti dimaknai layaknya pikiran anak-anak. Sesederhana kita rela berkorban apapun demi dia.

Anda bersedia meminjamkan benda kesayangan ke teman tersebut. Semua janji ditepati. Masing-masing pihak saling jujur. Sayangnya, pedoman tersebut mulai luntur.

Kini, pertemanan bergeser maknanya seolah seperti transaksi jual beli. Terselubungi banyak kepura-puraan dan kepentingan.

Kini lebih baik menjaga teman Anda yang memang benar-benar bisa dikatakan sahabat atau teman sejati. Daripada memperbanyak teman tapi rendah kualitas hubungannya.

Antropolog Inggris, Robin Dunbar bahkan memberi pernyataan ekstrem soal pertemanan. Kita memang bisa mempunyai ratusan teman, sebut saja 150.

Namun, yang benar-benar berarti dan terbilang sahabat sejati paling hanya lima. Mereka yang bertahan untuk Anda dalam berbagai situasi dalam waktu yang lama.

“Bisa saja ada yang menyebut punya kawan lebih dari lima. Namun, percayalah itu terbilang pertemanan yang tidak berkualitas,” ujarnya kepada The Times, dilansir dari Science Alert, Rabu (2/5/2018).

Baca juga : Surat Pribadi Einstein Kembali Dilelang, Isinya Cerita Tentang Sahabat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau