Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kima, Kerang Raksasa yang Dimasak Dua Presenter Cantik

Kompas.com - 24/04/2018, 11:40 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Baru-baru ini, sebuah acara di stasiun televisi nasional menuai kecaman dari warganet. Alasannya adalah acara tersebut menampilkan beberapa orang yang menangkap dan memasak kerang raksasa atau yang sering disebut kima.

Padahal, kima merupakan spesies yang dilindungi.

Kima tak hanya dilindungi di Indonesia saja, melainkan di seluruh dunia. Tapi, apa sih sebenarnya kima itu?

Dilansir dari Balai Pengelolaan Sumber Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, Jumat (03/02/2018), kima adalah salah satu kerang laut dengan bentuk dan ciri paling unik di antara semua jenis kerang. Ukuran dan beratnya yang besar membuatnya disebut kerang raksasa (giant clams).

Baca juga: Kerang Laut Raksasa Makin Langka

Morfologi

Kima termasuk dalam kelas Bivalvia, kelompok hewan bertubuh lunak yang dilindungi sepasang cangkang bertangkup. Hewan ini bernapas dengan insang yang berbentuk seperti lembaran berlapis.

Alat geraknya berupa kaki perut yang termodifikasi untuk menggali pasir atau dasar perairan.

Kima juga punya mantel yang memiliki sistem sirkulasi khusus. Mantel ini juga menjadi tempat tinggal dari zooxanthellae.

Zooxanthelae adalah makhluk aneh setengah hewan dan setengah tumbuhan yang berbulu cambuk.

Cangkang kima terbagi menjadi beberapa lekukan atau lipatan. Punggung lupatan di permukaan cangkang ini berbentuk seperti tulang rusuk sehingga sering disebut rib.

Dilindungi

Seperti yang telah disebutkan, kima merupakan hewan yang dilindungi di dunia.

Di Indonesia, perlindungan kima didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 199 tentang Pengawetan dan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Peraturan ini memasukkan 7 jenis kima yang hidup di Indonesia.

Ketujuh kima tersebut adalah Hippopus hippopus (kima tapak kuda/kuku beruang), Hippopus porcellanus (kima China), Tridacna crocea (kima kunia), Tridacna derasa (kima selatan), Tridacna gigas (kima raksasa), Tridacna maxima (kima kecil), dan Tridacna squamosa (kima sisik/seruling).

Penetapan perlindungan kima tersebut berdasarkan kenyataan bahwa populasi kima di alam sudah sangat menurun. Jumlah kima yang makin sedikit ini karena perburuan kima untuk diambil daging dan cangkangnya sebagai hiasan.

Dalam laporan Kompas.com tahun 2011, hal ini juga sempat diungkapkan oleh Habib Nadjar Buduha, Ketua Konservasi Taman Laut kima Toli-toli saat itu.

"Kima diburu untuk diambil dagingnya dan cangkangnya sebagai hiasan," kata Habib saat ditemui di pusat konservasi kima yang didirikannya secara swadaya di Kabupaten Konawe, Sultra Minggu (8/5/2011).

Baca juga: Kerang Raksasa Karimunjawa Terancam Punah

Paling Langka di Dunia

Padahal, dua di antara jenis kima yang dilindungi merupakan yang paling langka di dunia.

"Dua di antaranya merupakan yang paling langka di dunia, yakni Tridacna gigas dan Tridacna derasa yang sekarang hanya tersisa di perairan Sulawesi hingga Papua," kata Habib.

Tak hanya cangkangnya yang indah, harga daging kima di pasar internasional juga menjadi salah satu alasan hewan ini terus diburu. Pada 2011, harga daging kima mencapai 150 dollar AS per kilogram.

Ini juga menjadi alasan banyak nelayan asing juga memburu kima.

"Populasinya hampir punah, karena hewan laut yang mengandung protein dan nilai ekonomi tinggi ini mudah didapat, sehingga banyak diburu manusia untuk konsumsi lokal dan dijual ke pasaran nasional dan internasional." ujar peneliti hewan laut dari Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung, M.Rizza Muftiadi, Kamis (13/1/2011).

Peranan Penting

Selain populasinya yang terus menurun, kima juga punya peranan penting bagi ekosistem laut dangkal. Salah satunya adalah sebagai filter alami air laut.

Tak hanya itu, seperti yang telah disebutkan, mantelnya jadi tempat hidup beberapa biota laut. Cangkangnya pun juga punya fungsi yang salam untuk biota terumbu karang.

Bukan hanya kima dewasa yang punya peran penting bagi ekosistem. Telur dan anak-anak kima juga penting karena menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan laut.

Baca juga: Kerang Raksasa Langka Terancam Punah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com