Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlalu Kurus, Ginjal Perempuan ini Turun ke Panggul Tiap Kali Berdiri

Kompas.com - 23/04/2018, 18:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Umumnya kita percaya organ di dalam tubuh tidak akan pernah meninggalkan tempatnya.

Namun, apa jadinya jika organ penting seperti ginjal turun sampai panggul?

Mungkin Anda tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya. Namun, perempuan 28 tahun asal Michigan, AS, tahu persis bagaimana rasanya.

Baca juga : Kasus Langka, Perempuan Ini adalah Saudara Kembar bagi Dirinya Sendiri

Dalam laporan yang dimuat di jurnal BMJ Case Reports, Selasa (17/4/2018), tertulis perempuan ini merasakan nyeri di perut bagian kanan setiap kali berdiri. Hal ini sudah dialaminya selama enam tahun.

Anehnya, setiap kali mengubah posisi dari berbaring kemudian berdiri, perempuan ini merasa seperti ada "bola" berguling di dalam perutnya. Hal inilah yang membuatnya lebih banyak berbaring.

Kepada dokter, ia menceritakan rasa sakitnya berkurang menjelang trimester terakhir kehamilannya belum lama ini.

Serangkaian tes kesehatan awal tidak menunjukkan kelainan pada tubuhnya. Hingga akhirnya dokter menyarankan untuk melakukan CT Scan, barulah diketahui "bola" yang selama ini dirasakan perempuan itu adalah ginjal kanannya.

Menurut hasil CT scan, ginjal kanannya turun sampai 6 sentimeter atau melewati dua ruas tulang belakang saat berdiri.

Dr Akshay Sood, ahli urologi di Rumah Sakit Henry Ford, Detroit, yang merawat perempuan ini berkata kondisi yang dialami pasiennya dikenal dalam dunia medis sebagai nephroptosis, yakni kondisi di mana ginjal jatuh ke panggul saat berdiri.

Dalam wawancara Sood dengan Live Science, seseorang yang mengalami nephroptosis biasanya berhubungan dengan lemak tubuh.

"Umumnya ginjal memiliki banyak lemak di sekitarnya yang dapat membantu mempertahankan posisi. Saat seseorang terlalu kurus, ia tidak memiliki cukup lemak untuk menjaga posisi. Hal inilah yang membuat ginjal turun ketika pasien berdiri," ujar Sood diwartakan Live Science, Minggu (22/4/2018).

Sood melanjutkan, saat hal ini terjadi maka pembuluh darah yang menempel di organ akan terbelit dan menyebabkan terjadi pembengkokan pembuluh darah di ureter atau saluran kencing yang mengalirkan urine dari ginjal ke kantung kemih.

Baca juga : Manusia Bertangan Pisau Bukan Kisah Fiksi, Terbukti Ada di Italia

Nephroptosis, kondisi yang sulit dideteksi

Seperti dijelaskan di atas, ahli medis tidak menemukan ada yang salah di tubuh perempuan ini, semua hasil pemeriksaan awal normal.

Sood menerangkan hal itu karena saat diperiksa posisi pasien berbaring, sehingga posisi ginjal terlihat normal. Oleh sebab itu, mungkin dokter tidak menduga ada sesuatu yang salah.

"Alasan lain beberapa dokter membuat diagnosis yang tidak tepat karena masih ada kontroversi seputar ginjal melayang yang mengakibatkan beberapa institusi pendidikan kurang memberi pembekalan terkait kasus seperti ini. Itu berarti beberapa ahli urologi mungkin hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang nephroptosis," jelasnya.

Sood berkata pasiennya tidak mengalami sakit saat berbaring karena ginjal dalam posisi normal. Selain itu, ia merasa lebih baik di akhir kehamilannya karena rahim yang lebih besar menyokong ginjal dari bawah sehingga tidak turun.

Dalam kasus ini, Sood melakukan operasi yang disebut nefropeksi. "Dalam prosedur operasi, kami membuat sayatan kecil di perut dan mengikat ginjal ke dinding belakang tubuh dengan jahitan. Hal ini untuk menahan ginjal tetap berada di tempatnya dan supaya tidak jatuh," jelas Sood.

Setelah operasi, perempuan ini tidak lagi merasakan sakit di perut dan ia kini lebih baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com