Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Terlewat, Minggu Ini Ada Hujan Meteor Lyrid

Kompas.com - 19/04/2018, 19:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber SPACE.COM


KOMPAS.com - Tahukah Anda, sepanjang bulan April sebenarnya langit kita selalu dijatuhi hujan meteor Lyrid.

Jangan sedih, Anda belum melewatkannya. Menurut NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL) dan Space Science telescope Institue (STScl), puncak hujan meteor Lyrid akan terjadi pada Sabtu (21/4/2018) dan Minggu (22/4/2018).

Hujan meteor Lyrid selalu muncul setiap bulan April. Nama Lyrid sendiri diambil dari rasi asalnya, yakni rasi Lyra (Harpa).

Menurut NASA, fenomena ini sudah terjadi sejak ribuan tahun lalu. Bahkan berdasar catatan NASA, astronom China telah merekam hujan meteor Lyrid sejak 687 SM.

Baca juga : Perusahaan Jepang Berencana Menjual Hujan Meteor Buatan

Dilansir Space.com, Rabu (18/4/2018), hujan meteor Lyrid muncul karena setiap tahunnya bumi melewati jejak atau sisa debu yang ditinggalkan oleh komet Thatcher. Sisa-sisa debu itu yang kemudian nampak dari bumi sebagai hujan meteor.

Setiap 415 tahun sekali, komet tersebut melintasi bumi.

Komet Tatcher melintasi tata surya terakhir terjadi pada 1816. Ini artinya, komet Thatcher akan kembali ke tata surya pada 2276.

Astronom amatir Mutoha Arkanuddin, berkata bahwa hujan meteor Lyrid ini akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

"Waktu terbaik untuk melihatnya adalah saat tengah malam sampai menjelang fajar di tanggal 21 dan 22 April ini," kata Mutoha yang dihubungi Kompas.com, Kamis (19/4/2018).

Mutoha melanjutkan, saat ini bulan sedang memasuki fase kuartal pertama. Ini artinya, bulan lebih cepat terbenam dan langit pada tengah malam akan gelap.

Hal ini sangat menguntungkan, karena saat langit gelap berarti kita dapat menikmati hujan meteor dengan lebih jelas lewat mata telanjang.

"Hujan meteor akan sangat bagus kalau dilihat dengan mata telanjang. Jika ingin memotretnya, bisa menggunakan teknik long exposure. Nanti akan terlihat garis garis di langit," imbuh pendiri Jogja Astro Club itu.

Saat puncak hujan meteor nanti, kira-kira ada 20 meteor yang turun setiap jamnya. "Sekitar tiga menit ada satu meteor. Tapi mungkin tidak selalu pas tiga menit," ujarnya.

Ilustrasi langit saat terjadi hujan meteor Lyrid oleh Jet Propulsion Laboratory NASA. Hujan meteor dapat dilihat sampai 30 April. Ilustrasi langit saat terjadi hujan meteor Lyrid oleh Jet Propulsion Laboratory NASA. Hujan meteor dapat dilihat sampai 30 April.

Meski hujan meteor dapat terlihat di seluruh kawasan Indonesia, Mutoha memberikan tiga tips agar kita dapat lebih puas melihatnya. Tiga lokasi yang dianggap ideal antara lain, lokasi yang jauh dari cahaya kota, di tanah lapang, dan saat langit cerah.

Baca juga : Kilas Balik 7 Fenomena Hujan Meteor Paling Menakjubkan pada 2017

Selain hujan meteor, Mutoha berkata ada objek lain yang bersinar di langit kita. Salah satunya, langit akan dihiasi dengan beberapa rasi bintang yang terlihat jelas.

Ia menyebut, ada rasi kalajengking atau scorpio tepat di atas langit, agak ke selatan sedikit.

"Di selatan (rasi) kalajengking, menariknya ada rasi yang agak menarik, yaitu rasi salib. Ini adalah rasi bintang sebagai penanda arah bagi orang yang pergi melaut," ujarnya.

Sementara itu, NASA berkata bahwa ada beberapa planet yang akan nampak bila dilihat menggunakan teleskop.

"Jupiter akan terbit di timur. Juga ada Mars dan Saturnus yang bergabung denagn langit di jam-jam menjelang fajar," ujar NASA dilansir Space.com.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SPACE.COM
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com