Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Meninggal, Stephen Hawking Selesaikan Makalah "Multiverse"

Kompas.com - 20/03/2018, 17:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Dua minggu sebelum meninggal, 4 Maret 2018, Stephen Hawking menyelesaikan sebuah teori tentang keberadaan alam semesta yang jumlahnya lebih dari satu atau multiverse.

Untuk membuktikan keberadaan multiverse ini dan mendeteksi salah satu alam semesta paralel, para peneliti harus mengukur radiasi alam yang sudah ada sejak awal terbentuknya alam semesta menggunakan sensor yang tepat pada sebuah wahana luar angkasa.

Nah, teori Hawking ini menjelaskan rumus matematika yang dibutuhkan untuk membangun wahana antariksa tersebut.

Baca Juga: Ini Alasan Stephen Hawking Tak Pernah Dapat Nobel Fisika Semasa Hidup

Salah satu rekan Hawking, Thomas Hertog dari Universitas KU Leuven di Belgia, yang juga terlibat dalam penulisan makalah ini mengatakan bahwa makalah tersebut ingin menjelaskan konsep multiverse yang rumit menjadi konsep yang bisa diuji.

Selain itu, pembuktian tentang keberadaan alam semesta selain yang manusia tinggali diharapkan bisa mengubah pemahamaman kita tentang alam semesta secara menyeluruh. 

Makalah berjudul A Smooth Exit from Eternal Inflation  tersebut kini sedang dikaji oleh para ilmuwan terkemuka di dunia.

Baca juga: Stephen Hawking Pernah Minta Rumus Ini Ditulis pada Nisannya

Jika konsep yang dijelaskan dalam makalah ini terbukti, bisa jadi para peneliti yang mengerjakannya dinominasikan untuk penghargaan Nobel.

"Dia (Hawking) sering dinominasikan mendapat Nobel dan seharusnya memenangkannya, namun sekarang dirinya tidak mungkin bisa (menang)," kata Hertog kepada The Sunday Times, seperti yang dilansir dari Independent, Senin (19/3/2018).

Hawking meninggal hari Rabu (14/3/2018) di rumahnya di Cambridge, Inggris, pada usia 76. Penyakit neuron motorik langka yang menderanya sejak 1964 membuatnya terbaring tak berdaya di kursi roda.

Penyakit tersebut akhirnya merenggut nyawa salah satu fisikawan paling terkenal zaman ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com