Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/03/2018, 21:05 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Techtimes

KOMPAS.com - Penemuan bateri proton berbahan dasar karbon diharapkan menjadi terobosan baru untuk mengurangi kerusakan lingkungan.

Untuk kali poertama, peneliti dari Universitas RMIT Australia menunjukkan bahwa baterai proton dari air dan elektroda karbon berpotensi menyimpan lebih banyak energi dibanding baterai lithium-ion.

Menurut para peneliti, selain mampu memasok listrik bagi sejumlah peralatan elektronik di rumah, baterai proton juga bisa menyimpan dan menghasilkan listrik.

John Andrews, pemimpin penelitian juga berkata bahwa bahan dasar karbon lebih ekonomis dan mudah didapat daripada daripada baterai lithium-ion yang bahan bahan dasarnya langka di bumi.

Baca Juga: Serat Karbon Bikin Beton Berpori Lebih Kuat dan Tahan Lama

"Seiring perkembangan dunia yang ingin mengurangi emisi rumah kaca, kebutuhan terhadap energi terbarukan dan mampu menyimpan energi listrik akan sangat besar," katanya,  seperti dikutip dari Techtimes, Senin (12/3/2018). 

Selain itu, baterai proton juga bisa menyimpan listrik dari panel surya yang dipasang di rumah dalam jangka waktu penyimpanan yang bervariasi, bisa menengah ataupun jangka panjang.

Para peneliti pun menyakini bahwa di masa depan, baterai ini bisa digunakan untuk menyalakan kendaraan, meskipun harus dimodifikasi terlebih dahulu.

Baterai proton ini mengkombinasikan sel bahan bakar untuk menambah daya isi ulang yang sudah terintegrasikan dengan elektroda karbon untuk menyimpan hidrogen dalam bentuk padat.

Baca juga : Ilmuwan Ungkap Cara Bikin Baterai Anti Ngedrop

Proton dihasilkan ketika air sel bahan bakar memisah saat pengisian ulang dan dibawa oleh membran sel baterai. Proton secara langsung terikat dengan bahan penyimpanan berkat bantuan elektron yang mengaplikasikan tegangan tanpa menghasilkan gas hidrogen.

Saat proses menyuplai listrik, material penyimpan melepaskan atom hidrogen dan menyingkirkan elektron agar diubah menjadi proton kembali. Proton tersebut akan menuju membran sel di mana elektron dan oksigen mengubahnya menjadi air.

Melalui proses ini, para peneliti berkata bahwa baterai proton ini lebih efisien dibandingkan baterai dengan sistem hidrogen sebelumnya, bahkan tingkat efisiensinya setara dengan bateri lithium-ion.

Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam International Journal of Hydrogen Energy.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Techtimes
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com